ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN KARSINOMA
BULI-BULI
A. TINJAUAN TEORI
I.
PENGERTIAN
Tomor buli-buli
adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli.
II. ISIDEN
Yang paling
sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah Buli-buli. Kanker
Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita,
dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih
dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa.
III. KLASIFIKASI
1.
Staging dan klasifikasi
Klasifikasi
DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi STRONG-MARSHAL untuk menentukan operasi
atau observasi :
1.
T = pembesaran local tumor primer, ditentukan melalui :
Pemeriksaan
klinis, uroghrafy, cystoscopy, pemeriksaan bimanual di bawah anestesi umum dan
biopsy atau transurethral reseksi.
Tis = carcinoma
insitu (pre invasive Ca)
Tx = cara
pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran tumor, tak dapat dilakukan
To =
tanda-tanda tumor primer tidak ada
T1. pada
pemeriksaan bimanual didapatkan masa yang bergerak
T2 = pada
pemeriksaan bimanual ada indurasi
daripada dinding buli-buli.
T3 = pada
pemeriksaan bimanual indurasi atau masa nodular yang bergerak bebeas dapat
diraba di buli-buli.
T3a = invasi
otot yang lebih dalam
T3b= perluasan
lewat dinding buli-buli
T4 = Tumor
sudah melewati struktur sebelahnya
T4a= tumor
mengadakan invasi ke dalam prostate, uterus vagina
T4b= tumor
sudah melekat pada dinding pelvis atau infiltrasi ke dalam abdomen.
2.
N = Pembesaran secara klinis untuk pemebesaran kelenjar
limfe
pemeriksaan
kinis, lympgraphy, urography, operative
Nx = minimal
yang ditetapkan kel. Lymfe regional tidak dapat ditemukan
No = tanpa
tanda-tanda pemebsaran kelenjar lymfe regional
N1 = pemebsaran
tunggal kelenjar lymfe regional yang homolateral
N2 = pembesaran
kontralateral atau bilateral atau kelenjar lymfe regional yang multiple
N3 = masa yang
melekat pada dinding pelvis dengan rongga yang bebeas antaranya dan tumor
N4 =
pemebesaran lkelenjar lymfe juxta regional
3.
M = metastase jauh termasuk pemebesaran kelenjar limfe
yang jauh
Pemeriksaan
klinis , thorax foto, dan test biokimia
Mx = kebutuhan
cara pemeriksaan minimal untuk menetapkan adanya metastase jauh, tak dapat
dilaksanakan
M1 = adanya
metastase jauh
M1a= adanya
metastase yang tersembunyi pada test-test biokimia
M1b= metastase
tunggal dalam satu organ yang tunggal
M1c= metastase
multiple dalam satu terdapat organ yang multiple
M1d= metastase
dalam organ yang multiple
2.
type dan lokasi
Type tumor
didasarkan pada type selnya, tingkat anaplasia dan invasi.
1.
efidermoid Ca, kira-kira 5% neoplasma buli-buli
–squamosa cell., anaplastik, invasi yang dalam dan cepat metastasenya.
2.
Adeno Ca, sangat jarang dan sering muncul pada bekas
urachus
3.
Rhabdomyo sarcoma, sering terjadi pada anak-anak
laki-laki (adolescent), infiltasi, metastase cepat dan biasanya fatal
4.
Primary Malignant lymphoma, neurofibroma dan
pheochromacytoma, dapat menimbulkan serangan hipertensi selama kencing
5.
Ca dari pada kulit, melanoma, lambung, paru dan mamma
mungkin mengadakan metastase ke buli-buli, invasi ke buli-buli oleh
endometriosis dapat terjadi.
IV. GEJALA
KLINIS
-
Kencing campur dara yang intermitten
-
Merasa panas waktu kencing
-
Merasa ingin kencing
-
Sering kencing terutama malam hari dan pada fase
selanjutnya sukar kencing
-
Nyeri suprapubik yang konstan
-
Panas badan dan merasa lemah
-
Nyeri pinggang karena tekanan saraf
-
Nyeri pda satu sisi karena hydronephrosis
PATOFISOILOGI
BULI-BULI
Ca Buli-Buli
Ulserasi
Infeksi
sekunder :
-
panas waktu kencing
-
merasa panas dan tubuh lemah
-
kencing campur darah
|
Metastase
Invasi pada bladder
Retensio
urine :
-
sulit/sukar kenicing
|
Oklusi ureter/pelvic renal
Refluks
Hydronephrosis
-
nyeri suprapubic
-
nyeri pinggang
Ginjal
membesar
|
Penatalaksanaan
Operasi
Kecemasan
Takut
Kurang pengetahuan
|
Radiology
Defifsit ekonomi
Tidak adequatnya terapi
|
Chemotherapy
Tidak adequatnya terapi
Efek samping chemotherapy
-
panas tubuh dan lemah
-
nafsu makan menurun
-
intoleransi aktivitas
-
depresi
-
konsep diri
|
V.
PENATALAKSANAAN
a. Pemeriksaan
penunjang
1.
Laboratorium
Hb menurun oleh
karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau micros hematuria
Lukositosis bila
terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bakteri dalam urine
RFT normal
Lymphopenia (N =
1490-2930)
2.
Radiology
-
excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin
dapat menunjukkan tumornya.
-
Retrograde cystogram dapat menunjukkan tumor
-
Fractionated cystogram adanya invasi tomor dalam
dinding buli-buli
-
Angography untuk mengetahui adanya metastase
lewat pembuluh lymphe
3.
Cystocopy dan biopsy
-
cystoscopy hamper selalu menghasilkan tumor
-
Biopasi dari pada lesi selalu dikerjakan secara
rutin.
4.
cystologi
Pengecatan
sieman/papanicelaou pada sediment urine terdapat transionil cel daripada tumor
b. Terapi
1.
Operasi
a)
reseksi tranurethral untuk single/multiple papiloma
b)
Dilakukan pada stage 0,A,B1 dan grade I-II-low grade
c)
Total cystotomy dengan pegangkatan kel. Prostate dan
urinary diversion untuk :
-
transurethral cel tumor pada grade 2 atau lebih
-
aquamosa cal Ca pada stage B-C
2.
Radioterapy
-
Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti
undifferentiated pada grade III-IV dan stage B2-C.
-
RAdiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4
minggu, dosis 3000-4000 Rads. Penderita dievaluasi selam 2-4 minggu dengan
iinterval cystoscopy, foto thoraks dan IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi
direncanakan operasi. Post operasi radiasi tambahan 2000-3000 Rads selam 2-3
minggu.
3.
Chemoterapi
Obat-obat anti
kanker :
a.
citral, 5 fluoro urasil
b.
topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy merupakan paliatif. 5-
Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang paling
sering dipakai. Thiotepa dapat diamsukkan ke dalam Buli-buli sebagai pengobatan
topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum pengobatan
dengan theotipa dan obat diabiarkan dalam Buli-buli selama dua jam.
VI. PROGNOSIS
Penemuan dan
pemeriksaan dini, prognosisnya baik, tetapi bila sudah lama dan adanya
metastesi ke organ lebih dalam dan lainnya prognosisnya jelek.
VII. KOMPLIKASI
a.
Infeksi sekunder bil atumor mengalami ulserasi
b.
Retensi urine bil atumor mengadakan invasi ke bladder
neck
c.
Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklusi
B. KONSEP KEPERAWATAN
I.
Pengkajian
a.
Identitas
Yang paling
sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah Buli-buli. Kanker
Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita,
dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih
dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa.
b.
Riwayat keperawatan
Keluhan
penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah yang intermitten, merasa
panas waktu kening. Merasa ingin kencing, sering kencing terutama malam hari
dan pada fase selanjutnya sukar kencing, nyeri suprapubik yang konstan, panas
badan dan merasa lemah, nyeri pinggang karena tekanan saraf, dan nyeri pada
satu sisi karena hydronephrosis
c.
Pemeriksaan fisik dan klinis
Inspeksi , tampak warna kencing campur
darah, pemebesaran suprapubic bil atumor sudah bear.
Palpasi, teraba tumor 9masa)
suprapubic, pmeriksaan bimaual teraba tumpr pada dasar buli-buli dengan bantuan
general anestesi baik waktu VT atau RT.
d.
Pemeriksaan penunjang
Lihat kosep
dasar.
II. Perencanaan
1.
Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis
(kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk
interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan
peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan
tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.
Tujuan :
1.
Klien dapat mengurangi rasa cemasnya
2.
Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.
3.
Menunjukkan koping yang efektif serta mampu
berpartisipasi dalam pengobatan.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap
penyakit yang dideritanya.
b.
Berikan informasi tentang prognosis secara akurat.
c.
Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa
marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi
yang sesuai.
d.
Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu
klien mempersiapkan diri dalam pengobatan.
e.
Catat koping yang tidak efektif seperti kurang
interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.
f.
Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support
system.
g.
Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
h.
Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah
dengan wajar.
|
a.
Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan
memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi.
b.
Pemberian informasi dapat membantu klien dalam
memahami proses penyakitnya.
c.
Dapat menurunkan kecemasan klien.
d.
Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk
pengobatan dan efek sampingnya.
e.
Mengetahui dan menggali pola koping klien serta
mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam
mengatasi kecemasan.
f.
Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang
terdekat/keluarga.
g.
Memberikan kesempatan pada klien untuk
berpikir/merenung/istirahat.
h.
Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa
dia benar-benar ditolong.
|
2.
Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf,
obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan
klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian,
ekspresi nyeri, kelemahan.
Tujuan :
1.
Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas
2.
Melaporkan nyeri yang dialaminya
3.
Mengikuti program pengobatan
4.
Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri
melalui aktivitas yang mungkin.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas.
b.
Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi,
biotherapi, ajarkan klien dan keluarga tentang cara menghadapinya
c.
Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas
menyenangkan seperti mendengarkan musik atau nonton TV
d.
Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik
relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan
therapeutik.
e.
Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu.
f.
Diskusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga
dengan klien
g.
Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin,
methadone, narkotik dll
|
a.
Memberikan informasi yang diperlukan untuk
merencanakan asuhan.
b.
Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau
tidak, atau malah menyebabkan komplikasi.
c.
Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan
perhatian klien dari rasa nyeri.
d.
Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan
menurunkan stress dan ansietas.
e.
Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri,
tingkat nyeri dan sampai sejauhmana klien mampu menahannya serta untuk
mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri.
f.
Agar terapi yang diberikan tepat sasaran.
g.
Untuk mengatasi nyeri.
|
3.
Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh)
berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi
khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa
kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri
ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap,
kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal,
penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.
Tujuan :
1.
Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab
normal dan tidak ada tanda malnutrisi
2.
Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang
adekuat
3.
Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang
berhubungan dengan penyakitnya
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien
makan sesuai dengan kebutuhannya.
b.
Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta
amati penurunan berat badan.
c.
Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan
pembesaran kelenjar parotis.
d.
Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dengan intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk
klien.
e.
Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau
bising. Hindarkan makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas.
f.
Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya
makan bersama teman atau keluarga.
g.
Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan
moderate sebelum makan.
h.
Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia
yang dialami klien.
i.
Kolaboratif
j.
Amati studi laboraturium seperti total limposit,
serum transferin dan albumin
k.
Berikan pengobatan sesuai indikasi
l.
Phenotiazine, antidopaminergic, corticosteroids,
vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacida
m.
Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan
secara enteral, imbangi dengan infus.
|
a.
Memberikan informasi tentang status gizi klien.
b.
Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan
berat badan klien.
c.
Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk.
d.
Kalori merupakan sumber energi.
e.
Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia
yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya
yang dapat meningkatkan ansietas.
f.
Agar klien merasa seperti berada dirumah sendiri.
g.
Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan
selera makan.
h.
Agar dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli
gizi, perawat dan klien).
i.
Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan
nutrisi sebagi akibat perjalanan penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap
klien.
j.
Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping
dan meningkatkan status kesehatan klien.
k.
Mempermudah intake makanan dan minuman dengan hasil
yang maksimal dan tepat sesuai kebutuhan.
|
4.
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi,
keterbatasan kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya,
pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti intruksi/pencegahan
komplikasi.
Tujuan :
1.
Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis
dan pengobatan pada ting-katan siap.
2.
Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang
alasan mengikuti prosedur tersebut.
3.
Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan
berpartisipasi dalam pengo- batan.
4.
Bekerjasama dengan pemberi informasi.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Review pengertian klien dan keluarga tentang
diagnosa, pengobatan dan akibatnya.
b.
Tentukan persepsi klien tentang kanker dan
pengobatannya, ceritakan pada klien tentang pengalaman klien lain yang
menderita kanker.
c.
Beri informasi yang akurat dan faktual. Jawab
pertanyaan secara spesifik, hindarkan informasi yang tidak diperlukan.
d.
Berikan bimbingan kepada klien/keluarga sebelum
mengikuti prosedur pengobatan, therapy yang lama, komplikasi. Jujurlah pada
klien.
e.
Anjurkan klien untuk memberikan umpan balik verbal
dan mengkoreksi miskonsepsi tentang penyakitnya.
f.
Review klien /keluarga tentang pentingnya status
nutrisi yang optimal.
g.
Anjurkan klien untuk mengkaji membran mukosa mulutnya
secara rutin, perhatikan adanya eritema, ulcerasi.
h.
Anjurkan klien memelihara kebersihan kulit dan
rambut.
|
a.
Menghindari adanya duplikasi dan pengulangan terhadap
pengetahuan klien.
b.
Memungkinkan dilakukan pembenaran terhadap kesalahan
persepsi dan konsepsi serta kesalahan pengertian.
c.
Membantu klien dalam memahami proses penyakit.
d.
Membantu klien dan keluarga dalam membuat keputusan
pengobatan.
e.
Mengetahui sampai sejauhmana pemahaman klien dan
keluarga mengenai penyakit klien.
f.
Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai
nutrisi yang adekuat.
g.
Mengkaji perkembangan proses-proses penyembuhan dan
tanda-tanda infeksi serta masalah dengan kesehatan mulut yang dapat
mempengaruhi intake makanan dan minuman.
h.
Meningkatkan integritas kulit dan kepala.
|
5.
Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut
berhubungan dengan efek samping kemotherapi dan radiasi/radiotherapi.
Tujuan :
1.
Membrana mukosa tidak menunjukkan kerusakan, terbebas
dari inflamasi dan ulcerasi
2.
Klien mengungkapkan faktor penyebab secara verbal.
3.
Klien mampu mendemontrasikan tehnik mempertahankan/menjaga
kebersihan rongga mulut.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Kaji kesehatan gigi dan mulut pada saat pertemuan
dengan klien dan secara periodik.
b.
Kaji rongga mulut setiap hari, amati perubahan mukosa
membran. Amati tanda terbakar di mulut, perubahan suara, rasa kecap,
kekentalan ludah.
c.
Diskusikan dengan klien tentang metode pemeliharan
oral hygine.
d.
Intruksikan perubahan pola diet misalnya hindari
makanan panas, pedas, asam, hindarkan makanan yang keras.
e.
Amati dan jelaskan pada klien tentang tanda
superinfeksi oral.
f.
Kolaboratif.
g.
Konsultasi dengan dokter gigi sebelum kemotherapi.
h.
Berikan obat sesuai indikasi, analgetik, topikal
lidocaine, antimikrobial mouthwash
i.
preparation.
j.
Kultur lesi oral.
|
a.
Mengkaji perkembangan proses penyembuhan dan
tanda-tanda infeksi memberikan informasi penting untuk mengembangkan rencana
keperawatan.
b.
Masalah dengan kesehatan mulut dapat mempengaruhi
pemasukan makanan dan minuman.
c.
Mencari alternatif lain mengenai pemeliharaan mulut
dan gigi.
d.
Mencegah rasa tidak nyaman dan iritasi lanjut pada
membran mukosa.
e.
Agar klien mengetahui dan segera memberitahu bila ada
tanda-tanda tersebut.
f.
Meningkatkan
kebersihan dan kesehatan gigi dan gusi.
g.
Tindakan/terapi yang dapat menghilangkan nyeri,
menangani infeksi dalam rongga mulut/infeksi sistemik.
h.
Untuk mengetahui jenis kuman sehingga dapat diberikan
terapi antibiotik yang tepat.
|
6.
Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan
dengan output yang tidak normal (vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya
intake
Tujuan :
Klien menunjukkan keseimbangan
cairan dengan tanda vital normal, membran mukosa normal, turgor kulit bagus,
capilarry ferill normal, urine output normal.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Monitor intake dan output termasuk keluaran yang
tidak normal seperti emesis, diare,
drainase luka. Hitung keseimbangan selama 24 jam.
b.
Timbang berat badan jika diperlukan.
c.
Monitor vital signs. Evaluasi pulse peripheral,
capilarry refil.
d.
Kaji turgor kulit dan keadaan membran mukosa. Catat
keadaan kehausan pada klien.
e.
Anjurkan intake cairan samapi 3000 ml per hari sesuai
kebutuhan individu.
f.
Observasi kemungkinan perdarahan seperti perlukaan
pada membran mukosa, luka bedah, adanya ekimosis dan pethekie.
g.
Hindarkan trauma dan tekanan yang berlebihan pada
luka bedah.
h.
Kolaboratif
i.
Berikan cairan IV bila diperlukan.
j.
Berikan therapy antiemetik.
k.
Monitor hasil laboratorium : Hb, elektrolit, albumin
|
a.
Pemasukan oral yang tidak adekuat dapat menyebabkan
hipovolemia.
b.
Dengan memonitor berat badan dapat diketahui bila ada
ketidakseimbangan cairan.
c.
Tanda-tanda hipovolemia segera diketahui dengan
adanya takikardi, hipotensi dan suhu tubuh yang meningkat berhubungan dengan
dehidrasi.
d.
Dengan mengetahui tanda-tanda dehidrasi dapat
mencegah terjadinya hipovolemia.
e.
Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.
f.
Segera diketahui adanya perubahan keseimbangan volume
cairan.
g.
Mencegah terjadinya perdarahan.
h.
Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.
i.
Mencegah/menghilangkan mual muntah.
j.
Mengetahui perubahan yang terjadi.
|
7.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak
adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun (efek
kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasif
Tujuan :
1.
Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam
tindakan pecegahan infeksi.
2.
Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan
luka berlangsung normal.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung
juga dianjurkan melakukan hal yang sama.
b.
Jaga personal hygine klien dengan baik.
c.
Monitor temperatur.
d.
Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi.
e.
Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga aseptik
prosedur.
f.
Kolaboratif.
g.
Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets.
h.
Berikan antibiotik bila diindikasikan.
|
a.
Mencegah terjadinya infeksi silang.
b.
Menurunkan/mengurangi adanya organisme hidup.
c.
Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi.
d.
Mencegah/mengurangi terjadinya resiko infeksi.
e.
Mencegah terjadinya infeksi.
f.
Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi.
g.
Adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik yang
diberikan dapat mengatasi organisme penyebab infeksi.
|
8.
Resiko tinggi gangguan fungsi seksual berhubungan
dengan deficit pengetahuan/keterampilan tentang alternatif respon terhadap
transisi kesehatan, penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan.
Tujuan :
1.
Klien dapat mengungkapkan pengertiannya terhadap efek
kanker dan therapi terhadap seksualitas
2.
Mempertahankan aktivitas seksual dalam batas kemampuan.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang proses
seksualitas dan reaksi serta hubungannya dengan penyakitnya.
b.
Berikan advise tentang akibat pengobatan terhadap
seksualitasnya.
c.
Berikan privacy kepada klien dan pasangannya. Ketuk pintu sebelum masuk.
|
a.
Meningkatkan ekspresi seksual dan meningkatkan
komunikasi terbuka antara klien dengan pasangannya.
b.
Membantu klien dalam mengatasi masalah seksual yang dihadapinya.
c.
Memberikan kesempatan bagi klien dan pasangannya
untuk mengekspresikan perasaan dan keinginan secara wajar.
|
9.
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake
nutrisi dan anemia.
Tujuan :
1.
Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang
berhubungan dengan kondisi spesifik
2.
Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan
percepatan penyembuhan.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek
samping therapi kanker, amati penyembuhan luka.
b.
Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang
gatal.
c.
Ubah posisi klien secara teratur.
d.
Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian
cream kulit, minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter.
|
a.
Memberikan informasi untuk perencanaan asuhan dan
mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan integritas kulit.
b.
Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi.
c.
Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu
daerah tertentu.
d.
Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang
kontra indikatif
|
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,
Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan
& Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan.
Edisi 8. (terjemahan). Penerbit
buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah. Volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta:
Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Long, Barbara C.
(1996). Perawatan Medikal
Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
Mansjoer,
Arif., et all. (1999). Kapita Selekta
Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.
(1994). Pedoman
Diagnosis Dan Terapi Ilmu Bedah. Fakultas Kedokteran Unair & RSUD dr
Soetomo Surabaya
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN (KARSINOMA BULI-BULI)
DI
RUANG BEDAH D RUMAH
SAKIT Dr. SOETOMO
SURABAYA
A. PENGKAJIAN DATA
1.
IDENTITAS
Nama : Tn.K.
Umur
: 51 tahun.
Jenis Kelamin :
Laki-laki.
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia.
Agama
: Islam.
Pekerjaan :
wiraswasta.
Pendidikan : SLTA
Alamat : Kali Tengah Lamongan
2. Alasan Dirawat:
Kencing keluar darah
3.
Keluhan Utama
Kencing keluar
darah
P, Kencing
keluar darah
Q, kencing hanya
bisa menetes, tidak dapat tuntas, terasa ada sisa, pancaran tidak jauh dan terasa nyeri. Saat
dikaji klien cemas menunggu jadwal operasi
R, Terasa ada benjolan
pada perut bagian bawah dan masih kecil. Upaya yang telah dilakukan berobat ke
RS Muhammadiyah kemudian dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo. Dan mendapatka pengobtan
da n perawatan dipasang slang kencing dan diberikan irigasi cairan untuk
mengurangi persaraham. Terapi/Operasi yang pernah dilakukan: tidak ada.
T, Sejak 10 hari yang lalu
II.
RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)
1.
Riwayat Penyakit Sebelumnya:
Klien ada
riwayat kencing warna meraj 6 bulan yang lalu dan ± 10 hari yang lalu selama
1 minggu klien merasa ada benjolan diperut bagian bawahnya.
2.
Riwayat Penyakit Sekarang:
BAK tidak
lancar, terasa nyeri dan panas, sifatnya terus menerus sejak 10 hari yang
lalu. Klien juga merasa kesulitan dalam
BAB, konsistensi keras dan lama baru keluar.
3.
Riwayat Kesehatan Keluarga:
Dalam
keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita oleh klien
sekarang ini.
4.
Keadaan Kesehatan Lingkungan:
Klien tinggal di
perkampungan yang kondisinya sangat sederhana.
5.
Alat Bantu Yang Dipakai: tidak ada.
III. OBSERVASI
DAN PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum:
cukkup
Klien tampak
pucat, melakukan aktivitas seperlunya.
Tanda-tanda
Vital:
Suhu 36,5oC/axilla,
nadi kuat dan teratur, 84x/menit, tensi diukur dengan klien berbaring pada
lengan kiri, hasilnya= 180/100 mmHg, pernafasan normal, 20x/menit.
SISTEM TUBUH
(BODY SYSTEMS):
a.
PERNAFASAN (B1: BREATHING)
Pernafasan
vesikuler,retraksi intercostals dan klavikula tidak ditemukan , Rh -/-. Wh -/-/, batuk (-), pilek (-)
b.
CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)
Nyeri dada (-),
Jantung S1S2 tunggal normal HT 180/100 mmHg, Odema ekstremitas atas dan bawah
(-)
c.
PERSYARAFAN (B3: BRAIN)
Kesadaran:
compos mentis.
GCS : E= 4 V=5
M= 6 Total nilai: 15
Kepala dan
wajah: tidak ada kelainan, kesan= pucat.
Mata sklera:
tidak icterus, conjunctiva: pucat, pupil : isokor.
Leher: tekanan vena jugularis normal. Klien tidak mengalami cegukan.
1. Persepsi Sensori
Pendengaran: tidak ada kelainan.
Penciuman : tidak ada kelainan.
Pengecapan : tidak ada
kelainan.
Penglihatan : tidak
ada kelainan.
Perabaan :
tidak ada kelainan.
d.
PERKEMIHAN- ELIMINASI URI (B4: BLADDER)
Produksi urine: dalam 24 jam + 700 ml, keluar melalui dower
kateter yang terpasang sejak tanggal 9 Perburari 2002, terpasang irigrasi Nacl
0,9 %
Warna : merah. Bau: agak amis.
Lainnya : teraba massa
supra sympisis, diameter 10 x 10 cm, keras, fixed.
e.
PENCERNAAN – ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)
Mulut dan
tenggorok: kering, agak merah (iritasi).
Abdomen : flat, supel, distensi (-)
Rectum : tidak ada kelainan.
BAB : belum mulai masuk rumah sakit.
Konsistensi:
keras. Ada konstipasi.
Berat Badan (BB) : tanggal 21
April 2001 = 70 kg.
Tanggal 9 Mei 2001 = 57 kg.
Diet : TKTPRG.
Pelvis :
- Flank mass
_/-, flank pain -/-
RT :
- BCR (-), TSA
(+), Prostat membesar, Nodul (-)
f.
TULANG – OTOT – INTEGUMEN (B6: BONE)
Kemampuan pergerakan sendi: bebas.
Tidak ada parese, paralise maupun hemiparese.
Extremitas:
- Atas : tidak ada kelainan.
- Bawah : tidak terdapat edema apda tungkai kiri.
Tulang Belakang: tidak ada kelainan.
Kulit:
-Warna kulit: pucat.
- Akral : hangat kering.
- Turgor: cukup.
g.
SISTEM ENDOKRIN
Terapi hormon:
tidak ada.
h.
SISTEM HEMATOPOIETIK:
Diagnosis
penyakit hematopoietik yang lalu:
- Anemia.
-
Transfusi darah.
-
Tipe darah: PRC 2 kolf
i.
REPRODUKSI
1) Laki-laki
Penis : klien telah disirkumsisi.
Scrotum:
tidak terdapat edema minimal.
j.
PSIKOSOSIAL
Konsep diri:
Identitas
Status klien
dalam keluarga: suami. Dari 1 isteri dan anak satu
Kepuasan klien
terhadap status dan posisinya dalam keluarga: puas.
Peran
Tanggapan klien
terhadap perannya: senang.
Kemampuan/kesanggupan
klien melaksanakan perannya: sanggup.
Kepuasan klien
melaksanakan perannya: puas.
Ideal diri/Harapan
Harapan klien
terhadap:
-
Tugas/pekerjaan: dapat melakukan pekerjaan seperti
biasa (sebagai wiawasta).
-
Tempat/lingkungan kerja: dapat kembali bekerja seperti
semula.
Harapan klien
terhadap penyakit yang sedang dideritanya:
Klien berharap
agar segera dilakukan operasi biar cepat sembuh.
Lainnya: klien menganggap apabila tumornya
diangkat dengan operasi maka ia akan sembuh total.
Harga diri
Tanggapan klien terhadap
harga dirinya: sedang.
Sosial/Interaksi
Hubungan dengan klien: tidak
kenal.
Dukungan keluarga : aktif.
Dukungan kelompok/teman/masyarakat:
kurang.
Reaksi saat interaksi
: kontak mata.
Konflik yang terjadi
terhadap: peran.
k. SPIRITUAL
Konsep tentang
penguasa kehidupan: Allah.
Ritual agama
yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini: sholat.
Sarana/peralatan/orang
yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang diharapkan saat ini: lewat
ibadah.
Upaya kesehatan
yang bertentangan dengan keyakinan agama: tidak ada.
Keyakinan/kepercayaan
bahwa penyakit dapat disembuhkan: klien
mempercayainya.
Persepsi
terhadap penyebab penyakit: sebagai cobaan/peringatan.
IV Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
laboratorium tanggal 25-1-2002:
-
Leukosit : 9,9 x 1000/UL
-
Erythrocyt: 3,33 x 1 juta/UL
-
Hb :
10,4 g/dl.
-
PCV :
30,1%
-
MCV : 40,4
FL
-
MCH : 31,2
-
Trombosit : 310 x 1000/UL
-
Albumin : 3,5
g/dl.
-
Diff count : 2/-/3/31/14/-
-
LED : 98
mm/jam.
Pemeriksaan
mikrobiologi
Tanggal
11-2-2002 hasi; tanggal 13-02 -2002
Sediian mengnadung sedikit sel epithel
sqaumosa, sel-sel radang tidak ditemukan keganansan
Tanggal
15-2-2002
Fungsi dan anak
kedua ginjal normal, kedua kureter normal, trabekulasi dasr buli-bili kiri,
hiperprostat, suspect sistitis, spondilitis kulit.
IVP :
Iregulasitas dinding buli-buli oleh karena obstruksi kronis, keadaan ginjal dan
ureter normal
-
USG urologis tanggal 26-01-2002
Ditemukan Bood clot di buli-buli
- Endoskopi
(tanggal 15 -02-20020
Mukosa buli-buli :
- trabekulum
berat, divertikel (-) banyak sel, trigonum didapatkan tumor dinding anterior
buli-buli, ureter normal, spinkter internus normal, ureter prostatik kisingg 1
cm, spinkter eksternus normal, ureter dan panjang urieter normal.
Terapi:
Infus RL : D5= 2
: 3 20 tetes/menit.
Irigasi PZ
Klanex 3x1 amp
Mobilisasi
Kultur urine,
IVP, Endosopi
ANALISA DATA
TANGGAL
|
KELOMPOK DATA
|
KEMUNGKINAN
PENYEBAB
|
MASALAH
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
18 -02-2002
|
S: Klien menanya- kan kapan
opera-sinya dilaksana-kan, karena biaya selama menunggu jadwal operasi
se-makin menipis.
O: -Operasi belum di
lakukan.
-Klien gelisah.
-Klien tampak
kelelahan.
-Mata klien
tam-pak merah kare-na kurang tidur.
S: Klien berpikir bahwa dengan o-perasi maka dia pasti sembuh to-tal.
O: -Pendidikan klien SD tidak sam-pai tamat.
-Klien selalu
ber-tanya tentang penyakit & jad-wal operasinya.
-Klien merasa
ti-dak diperhati-kan/tidak dioba-ti.
S: Klien mengatakan kencingnya masih berwarna merah & menetes.
O:-Warna kencing merah & berbau amis.
-Produksi urine
dalam 24 jam: 600-700 ml.
|
Situasi
krisis (kanker) & sosio ekonomi.
.
Kurangnya
in-
formasi
& keter-batasan kognitif.
Blood
Clothing akibat kanker.
|
Cemas
.
Kurang
penge-tahuan tentang penyakit, prog-nosis & pengo-batan.
Gangguan
eli-minasi urine (retensi)
|
Cemas berhubung-an dengan situasi
krisis (kanker) dan sosio ekonomi.
Kurang pengeta-huan tentang
pe-nyakit, prognosis & pengobatan ber-hubungan dengan kurangnya
infor-masi & keterbatas-an kognitif.
Gangguan elimi-nasi urine
(retensi) berhubungan de-ngan blood clo-thing akibat ada-nya kanker.
|
RENCANA TINDAKAN PERAWATAN
NO
|
TGL
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
& HASIL YANG DIHARAPKAN
|
RENCANA TINDAKAN
|
RASIONAL
|
1
2.
3.
|
18-02 2002
18-02- 2002
18-02- 2002
|
Cemas berhubungan dengan situasi
krisis (kanker) & sosio ekonomi.
Tujuan:
a. Klien dapat mengurangi ra-sa cemasnya.
b. Klien rileks & dapat meli-hat dirinya secara objektif.
d.
Menunjukkan koping yang efektif.
Kriteria
Hasil:
a.
Klien melaporkan perasa-an cemasnya berkurang.
b.
Klien menyatakan pema-hamannya tentang penya-kit.
Rencana
Tindakan:
a.
Cemas hilang dalam 24 jam.
b.
Klien memiliki & mengi-kuti program JPS.
c.
Klien mau menunggu jad-wal operasi.
Kurang pengetahuan tentang
penyakit, prognosis & pe-ngobatan berhubungan de-ngan kurangnya informasi
keterbatasan kognitif.
Tujuan:
-Klien dapat mengatakan se-cara akurat tentang diagno-sa &
pengobatan pada ting-katan siap.
-Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup & berpartisipasi
dalam pengo-batan.
-Mengikuti prosedur pengo-batan & bekerjasama deng-an
perawat/dokter.
Kriteria Hasil:
-Klien siap untuk dioperasi, baik secara fisik maupun mental.
-Klien mau berpartisipasi dalam perubahan gaya hi-dup.
Gangguan
eliminasi urine (retensi) berhubungan
deng-an blood clothing akibat ada-nya kanker.
Tujuan:
- Retensi
urine tidak terjadi.
Kriteria
Hasil:
-
Klien berkemih
volunteer.
-
Residu urine
kurang dari 50 cc.
-
Urine tidak
lagi berwarna merah & menetes.
|
a.
Tentukan penga-laman klien se-belumnya terha-dap
penyakit yang dideritanya.
b.Berikan informasi tentang
prognosis secara akurat.
c.Jelaskan pengobatan, tujuan dan
efek sam-ping. Bantu klien mem-persiapkan diri da-lam pengobatan.
d.
Catat koping yang ti-dak efektif seperti ku-rang
interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.
e.Anjurkan untuk mengembangkan
interaksi dengan support system.
f. Berikan
lingkungan yang tenang dan nya-man.
g.
Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah
dengan wajar.
h.
Jelaskan tentang kebijakan pemerin-tah & RS
tentang penanga-nan bagi klien tidak mampu serta program JPS.
a.
Review pengertian klien & keluarga ten-tang
diagnosa pengo-batan & akibatnya.
b.
Tentukan persepsi klien tentang kanker &
pengobatannya.
c.
Berikan bimbingan kepada klien sebelum mengikuti
prosedur pengobatan, terapi yang lama, komplika-si. Jujurlan kepada klien.
d.
Anjurkan klien untuk memberikan umpan balik verbal
& meng-koreksi mis komuni-kasi tentang penyakit-nya.
e.
Anjurkan klien untuk memelihara kebersih-an kulit
& rambut.
f.
Jelaskan kepada klien /keluarga tentang pentingnya
status nut-risi yang optimal.
a.
Anjurkan klien untuk banyak minum air pu-tih.
b.
Kembangkan kemba-li program latihan Buli-buli atau
pengkondisian kem-bali.
c.
Ajarkan klien mere-gangkan abdomen & melakukan
manuver varsava jika diindika-sikan.
d.
Ajarkan klien manu-ver crede jika diindi-kasikan.
e.
Ajarkan klien manu-ver regangan anal jika
diindikasikan.
f.
Ukur residu pasca berkemih setelah usa- ha
mengosongkan Buli-buli jika volume urine lebih dari 100 cc. Jadwal-kan program kateteri-sasi
intermitten.
g.
Observasi pemeberian cairan irigasi pada kandung
kencing lewat kateter try way
h.
Observasi intake dan output cairan
|
a. Data-data
mengenai pengalaman klien se-belumnya akan mem berikan dasar untuk penyuluhan
dan menghindari adanya duplikasi.
b.Pemberian informasi dapat membantu klien dalam mema-hami proses
penya-kitnya.
c. Membantu klien da-lam
memahami ke-butuhan untuk pe-ngobatan dan efek sampingnya.
d.Mengetahui dan menggali pola
ko-ping klien serta me-ngatasinya/membe-rikan solusi dalam upaya meningkatkan
kekuatan dalam me-ngatasi kecemasan.
e. Agar
klien mempe-roleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.
f. Memberikan
ke-sempatan pada klien merenung/istirahat.
g. Klien mendapatkan
kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.
h. Memberikan infor-masi mengenai alter-natif pembiayaan.
a.
Menghindari dupli-kasi & pengulangan terhadap pengetahu-an
klien.
b.
Memungkinkan di lakukan pembinaan terhadap kesalahan
persepsi & konsepsi serta pengertian.
c.
Membantu klien dalam memahami proses penyakit &
pengobatannya.
d.
Mengetahui sampai sejauhmana pema-haman klien &
ke-luarga.
e.
Meningkatkan in-tegritas kulit & ke-pala.
f.
Sebagai upaya per-cepatan penyembuh an &
pencegahan infeksi.
a.
Agar tidak sempat terbentuk bekuan darah.
b.
Agar kandung ke-mih dapat berfungsi kembali secara
nor-mal.
c, d, dan e.
Untuk melatih
mengo-songkan kandung ke-mih secara bertahap/se-suai teknik-teknik ter-tentu.
f. Untuk mengetahui efektifitas latihan Buli-buli, bila gagal dapat
segera diambil tindakan de-ngan kateterisasi.
g. Observasi intake dan output untuk mengkaji konsistensi, warna dan
obstruksi dalam kandung kencing.
h. Intake da output untuk menentukan balance cairan.
|
TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL
|
JAM
|
TINDAKAN KEPERAWATAN
|
18-02-
2002
|
1125 wib
s/d
1300 wib
0845
wib
s/d
0925
wib.
1015 wib
1120
wib
1245
wib
|
-
Menggali
pengetahuan klien tentang penyakitnya.
-
Menjelaskan
tentang penyakitnya, pengobatan & prognosisnya.
-
Menganjurkan
istri klien untuk selalu mendampingi & memberikan support pada suaminya.
-
Memberi
semangat & dukungan pada klien
agar sabar dalam menunggu jadwal operasi.
-
Mengukurs tensi 140/80 mmHg, nadi 88 kali/menit
- Mngobservasi pemberian cairan
irigrasi dengan PZ sampai warna kencing warna merah bening tidak ada kloting
-
Memberikan
motivasi agar klien sabar menunggu saat pelaksanaan ope-rasi.
-
Menjelaskan tindakan insisi skrotum & sitoskopy.
- memotivasi
klien untuk minum banyak > 2 liter/hari
-
Menganjurkan klien untuk istirahat & banyak minum
air putih.
-
Mengajarkan
klien meregangkan abdomen & melakukan manuver valsa-va:
a.
Sandarkan kepala kedepan pada kedua paha.
b.
Kontraksikan otot abdomen jika mungkin &
regangan/mengejan, tahan nafas sambil meregangkan (manuver varsava).
c.
Tahan regangan/nafas sampai aliran urine berhenti,
tunggu 1 menit & regangkan kembali sepanjang mungking.
d.
Lanjutkan sampai tidak ada lagi urine yang keluar.
-
Mengobeseravasi pemeberian cairan irgasi
-
Mengobservasi intake cairan dan output dan mencatat
pada lebaran obsecrvasi (produksi kencing 1750 cc) warna kemerahan.
|
EVALUASI
NO.
|
TANGGAL
|
DIAGNOSA
|
EVALUASI
|
1.
2.
3.
|
18-02-
2002
|
1
1
3
1
3
|
-
Pengetahuan klien akan penyakit & prosedur
pe-ngobatan serta prognosenya masih perlu dilurus-kan.
-
Klien masih bertanya kapan jadwal operasinya.
-
Klien & istrinya mengeluh bila terlalu lama
me-nunggu karena keuangannya yang semakin meni-pis.
-
Keluarga klien sudah mengurus JPS.
-
Klien mau menunggu rencana operasi serta pasrah
dengan semua yang akan dilakukan terhadapnya.
-
Klien melaporkan perasaan cemasnya berkurang.
-
Klien tidak lagi menanyakan proses & kapan
pe-laksanaan operasi yang akan dilakukan.
-
Klien siap dioperasi.
-
Klien masih menyatakan siap menunggu jadwal operasi.
-
Klien menyatakan dapat tidur/istirahat malam ini.
-
Kencing masih merah & menetes.
Urine residu
> 80 cc.
|
CATATAN PERKEMBANGAN
NO.
|
TANGGAL
|
DIAGNOSA
|
CATATAN PERKEMBANGAN
|
1.
|
20-02-2002
21-02-2002
22-02-2002
|
1
1
2
1
3
|
S: Klien mengeluh lama menunggu operasi dilaksana-kan.
O: - Operasi belum dilakukan/terjadwal.
-
Klien gelisah.
-
Klien tampak kelelahan.
A: -
Masalah belum teratasi.
-
Teruskan rencana intervensi.
P: -
Teruskan rencana intervensi.
S: Klien menyatakan pasrah kapanpun operasi akan di lakukan.
O: -
Operasi belum terjadwal.
-
Klien sudah bisa tidur.
-
Gelisah sudah jauh berkurang.
A: -
Masalah teratasi sebagian, lemah belum teratasi.
P: -
Teruskan rencana intervensi.
S: Klien mengatakan siap & pasrah untuk
dioperasi.
O: - Klien tidak lagi bertanya-tanya.
-
Klien mau mendengarkan & melaksanakan saran untuk
makan & beristirahat yang cukup.
A: Masalah teratasi.
P: Intervensi tidak diteruskan.
S: -
O: - Klien bisa istirahat.
- Klein sudah tidak tampak gelisah.
A: Rencana teratasi.
P: Intervensi tidak diteruskan.
S: Klien mengatakan kencingnya masih berwarna me-rah.
O: - Warna kencing merah & berbau agak amis.
- Produksi urine 24 jam ±
1500 ml.
A: Masalah belum teratasi.
P: Teruskan rencana intervensi.
|
DAFTAR PUSTAKA
Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing : Clinical
Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company,
Philadelphia
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC.
Jakarta.
Doenges, Marilyn E, et all.
1993. Nursing Care Plans :
Guidelines for Planning and Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis
Company, Philadelphia.
Gale, Danielle & Charette, Jane.
2000. Rencana Asuhan
Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa:
Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1,
Yayasan IAPK Pajajaran, Bandung.
I have long felt a special connection with herbal medicine. First, it's natural, Charlie attended the same small college in Southern California - Claremont Men's College - although he dropped out of school to enroll in the Julliard School of Performing Arts in New York. York. Had he been to Claremont, he would have been senior the year I started there; I often thought that was the reason he was gone when he discovered that I had herpes. So, my life was lonely, all day, I could not stand the pain of the outbreak, and then Tasha introduced me to Dr. Itua who uses her herbal medicines to cure her two weeks of consumption. I place an order for him and he hands it to my post office, then I pick it up and use it for two weeks. All my wound is completely healed no more epidemic. I tell you honestly that this man is a great man, I trust him Herbal medicine so much that I share this to show my gratitude and also to let sick people know that there is hope with Dr. Itua. Herbal Phytotherapy.Dr Itua Contact Email.drituaherbalcenter@gmail.com/ info@drituaherbalcenter.com. Whatsapp ... 2348149277967
BalasHapusHe cures.
Herpes,
Breast Cancer
Brain Cancer
CEREBRAL VASCULAR ACCIDENT.
Hepatitis,Glaucoma., Cataracts,Macular degeneration,Cardiovascular disease,Lung disease.Enlarged prostate,Osteoporosis.Alzheimer's disease,
Dementia.Tach Disease,Shingles,
Lung Cancer
H.P.V TYPE 1 TYPE 2 TYPE 3 AND TYPE 4. TYPE 5.
HIV,Arthritis,Amyotrophic Lateral Scoliosis,Fibromyalgia,Fluoroquinolone Toxicity
Cervical Cancer
Colo-rectal Cancer
Blood Cancer
SYPHILIS.
Diabetes
Liver / Inflammatory kidney
Epilepsy