LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN
POST CRANIOTOMI E.C NEOPLASMA
A. Definisi
a. Tumor
Tumor adalah istilah umum yang
mencakup setiap pertumbuhan benigna (jinak) dalam setiap bagian tubuh.
Pertmbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembang dengan
mengorbankan manusia yang menjadi hospesnya. (Sue Hinchliff, 1997).
b. Tumor otak
Tumor otak adalah tumor jinak pada selaput otak atau
salah satu otak. (Rosa Marion, 2000)
c. Karsinoma otak (maligna)
Karsnoma otak adalah neoplasma yang
tumbuh di selaput otak.
d. Neoplasama
Neoplasma ialah sekumpulan sel
abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara terbatas,
tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. (Achmad
Tjarta, 1973).
B. Etiologi
Penyeban
tumor otak belum diketahui pasti, tapi dapat diperkirakan karena :
1. Genetik
Tumor susunan saraf pusat primer
nerupakan komponen besar dari beberapa gangguan yang diturunkan sebagi kondisi
autosomal, dominant termasuk sklerasis tuberose, neurofibromatosis.
2. Kimia dan Virus
Pada
binatang telah ditemukan bahwa karsinogen kimia dan virus menyebabkan
terbentuknya neoplasma primer susunan saraf pusat tetapi hubungannya dengan
tumor pada manusia masih belum jelas.
3. Radiasi
Pada
manusia susunan saraf pusat pada masa kanak-kanak menyebablkan terbentuknya
neoplasma setelah dewasa.
4. Trauma
Trauma
yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma selaput otak).
Pengaruh trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat belum diketahui.
C. Klasifikasi
1. Glioma
Jumlah
½ tumor otak. Tumbuh pada tiap jaringan dari otak. Infiltrasi dari terutama ke
jaringan hemisfer cerebral. Tumbuh sangat cepat, sebagian orang bias hidup
beberapa bulan sampai tahun.
2. Meningoma
Dari
13 % sampai 18 % merupakan tumor primer intracranial. Tumbuh dari selaput
meningeal otak. Biasanya jinak tapi bisa berubah menjadi maligna. Biasanya
berkapsul dan penyembuhan melaui bedah sangat mungkin. Pertumbuhan kembali
mungkin
3. Tumor Pituitari
Tumor
pada semua kelompok umur, tapi lebih sering pada wanita. Tumbuh dari berbagai
jenis jaringan. Pendekatan pembedahan biasanya berhasil. Kekembuhan kembali
mungkin.
4. Neuroma (Schwannoma, neuro)
Neuroma
akustik sangat sering. Tumbuh dari sel-sel Schwann di dalam meatus auditori
pada bagian vestibular saraf cranial III. Biasanya jinak bisa berubah menjadi
maligna. Akan tmbuh kembali bila tidak terangkat lengkap. Reseksi bedah sukar
karena lokasinya.
5. Tumor Metastase
Dari
2 % sampai 20 % penderita kanker terjadi metastase ke otak Sel kanker
menjangkau otak lewat sistem sirkulasi. Reaksi bedah sangat sukar, pemgobatan
kurang berhasil. Pemulihan dibawah satu tahun atau dua tahun tidak biasa.
D. Patofisiologi
Tumor
otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gangguan neurologik pada tumor
otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor yaitu gangguan fokal disebabkan
oleh tumor dan kenaikan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila
terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi langsung pada
parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan
suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh menyebabkan
nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat
dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.
Serangan
kejang sebagai gejala perunahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompesi
invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Bebrapa tumor membentuk
kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat ganggguan
neurologist fokal.
Peningkatan
tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu bertambahnya
massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi
cairan serebrospinal.
Beberapa
tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh
kerusakan sawar darah otak. Semuanya menimbulkan kenaikan volume intracranial
dan meningkatkan tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal
dari ventrikel lateral ke ruangan subaraknoid menimbulkan hidrosefalus.
Peningkatan
tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa. Mekanisme kompensasi memerlukan
waktu lama untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tak berguna apabila
tekanan intrakranial timbul cepat.
Mekanisme
kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intracranial, volume
cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel
parenkim, kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus atau
serebelum yang timbul bilagirus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior
melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan
mesensenfalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ketiga.
Kompresi medula oblogata dan henti pernafasan terjadi dengan cepat.
Perubahan
fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat adalah
bradikardia progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan
gangguan pernafasan.
Pathway (terlampir)
E. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala tumor otak sangat
bervariasi, tergantung pada tempat lesi dan kecepatan pertumbuhannya, antara
lain :
1.
Lobus Frontalis
· Gangguan kepribadian
· Epilepsi
· Afasia mototik
· Hemiparesis
· Ataksia
· Gangguan bicara
· Gangguan gaya berjalan
2. Lobus Oksipitalis
· Gangguan penglihatan
3. Lobus Temporalis Halusinasi
· Kejang psikomotor
· Tinitus (bunyi berdengung atau
berdesing)
· Kesulitan menyebutkan objek
4. Lobus Parietalis
· Tidak mampu merekam gambar
· Tidak dapat membedakan mana kiri
mana kanan.
F. Pemeriksaan Diagnostik
a.
Arterigrafi atau Ventricolugram ; untuk mendeteksi kondisi patologi pada sistem
ventrikel dan cisterna.
b. CT –
SCAN ; Dasar dalam menentukan diagnosa.
c.
Radiogram ; Memberikan informasi yang sangat berharga mengenai struktur,
penebalan dan klasifikasi; posisi kelenjar pinelal yang mengapur; dan posisi
selatursika.
d. Elektroensefalogram
(EEG) : Memberi informasi mengenai perubahan kepekaan neuron.
e. Ekoensefalogram
: Memberi informasi mengenai pergeseran kandungan intra serebral.
f. Sidik otak radioaktif : Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi
abnormal dari zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah
otak yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif.
G. Penatalaksanaan Medis
1.
Pembedahan
dengan craniotomy
2.
Radiotherapi
Biasanya merupakan kombinasi dari
terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek
samping : kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada
nervus atau otot pectoralis, radang tenggorkan.
3.
Kemoterapi
Pemberian obat-obatan anti tumor
yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping : lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
Efek samping : lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
4.
Manipulasi
hormonal.
Biasanya dengan obat golongan
tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase.
5. Psikologi
Tujuan penatalaksanaan unit gawat
darurat pada injury kepala pasien yang post-operative adalah sama sepeti
pre-operativ, yakni: optimisasi physiologic. Prinsip kontrol tekanan
intracranial dan optimisasi perfusi tekanan cerebral seperti halnya pemeliharaan
oxygenation yang cukup dari perfusi darah :
a. Ventilasi
Hyperventilation bukanlah suatu therapy yang tidak berbahaya (
disebabkan alkalosis, hypokalemia, vasoconstricsi dengan ischemia) dan
bagaimanapun secara relatif tidak efektif dalam
pengerutan pembuluh darah cerebral setelah beberapa jam. Normocapnia
harus dirawat sedapat mungkin. Drainase CSF dari suatu kateter/pipa ventricular
dalam saluran tubuh lebih disukai untuk mereduksi/mengurangi ICP ( dan
optimisasi pada tekanan perfusion cerebral) untuk metabolically deranging
therapies seperti hyperventilation dan diuresis.
b.
Fluids/cairan
Walaupun penggantian cairan
bukan sebagian besar diantaranya intracranial sebagai intra-abdominal
atau perawatan intrathoracic post operasi trauma kepala penatalaksanaan cairan
adalah komplikasi perawatan pada kontrol hipertensi intracranial seperti
diuresis dan hyperventilation kedua-duanya yang mana cenderung menyebabkan berkurangnya volume dan
metabolisme alkalosis. Solusinya Isotonik IV harus digunakan dalam semua kasus.
Jumlah volume Darah yang bagus tidak hanya meningkatkan kapasitas oksigen
tetapi juga menyebabkan unsur selularnya
tidak pecah ( seperti albumin) ke dalam molekul lebih kecil yang berdifusi ke
membran alveolar dalam paru-paru dan
dari intravascular ke ruang extravascular
yang membawa cairan pada paru-paru dan edema cerebral.
Pasien dengan berbagai trauma, laserasi kulit kepala, perdarahan
subdural, dan injury sering kehilangan sejumlah darah dalam jumblah yang besar
pada saat itu mereka tiba di ruang op di ICU. Transfusi diberikan kepada pasien
dengan hematocrit yang rendah pada level
kritis (pada umumnya di bawah 25%) terutama ketika disertai dengan hypotension, tachycardia, dan
berkurangnya urin output.
c. Nutrisi
Dukungan nuitrisi harus segera setelah trauma kepala craniotomy
ketika pasien bowel sounds. Pemberian makanan Enteral itu baik tidak hanya
untuk mencegah perdarahan tetapi juga nutrisi diatur melalui rute ini
jadi lebih siap diserap dan metabolisme tanpa resiko dari hepatitis,
sepsis, dan komplikasi lain yang berhubungan dengan total parenteral nutrition
( TPN)., seandainya bowel berbunyi adalah suatu pngembalian lambat, TPN yang
pertama dapat dimulai dalam duapuluh empat jam setelah suatu operasi trauma
kepala.
H. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat kita
temukan pada pasien yang menderita tumor otak ialah :
a. Gangguan fisik neurologist
b. Gangguan kognitif
c. Gangguan tidur dan mood
d. Disfungsi seksual
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian Primer
a.
Airway
Adanya
sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan
reflek batuk
b.
Breathing
Kelemahan
menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan /
atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
c.
Circulation
TD
dapat normal atau meningkat ,
hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap
dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap
lanjut
2.
Pengkajian Sekunder
a. Pola persepsi kesehatan dan
pemeliharaan dan kesehatan
- Riwayat keluarga denga tumor
- Terpapar radiasi berlebih.
- Adanya riwayat masalah
visual-hilang ketajaman penglihatan dan diplopia
- Kecanduan Alkohol, perokok berat
- Terjadi perasaan abnormal
- Gangguan kepribadian / halusinasi
b. Pola nutrisi metabolik
- Riwayat epilepsy
- Nafsu makan hilang
- Adanya mual, muntah selama fase
akut
- Kehilangan sensasi pada lidah, pipi
dan tenggorokan
- Kesulitan menelan (gangguan pada
refleks palatum dan Faringeal)
c. Pola eliminasi
- Perubahan pola berkemih dan buang
air besar (Inkontinensia)
- Bising usus negatif
d. Pola aktifitas dan latihan
- Gangguan tonus otot terjadinya
kelemahan otot, gangguan tingkat kesadaran
- Resiko trauma karena epilepsy
- Hamiparase, ataksia
- Gangguan penglihatan
- Merasa mudah lelah, kehilangan
sensasi (Hemiplegia)
e. Pola tidur dan istirahat
- Susah untuk beristirahat dan atau
mudah tertidur
f. Pola persepsi kognitif dan
sensori
- Pusing
- Sakit kepala
- Kelemahan
- Tinitus
- Afasia motorik
- Hilangnya rangsangan sensorik kontralateral
- Gangguan rasa pengecapan, penciuman
dan penglihatan
- Penurunan memori, pemecahan masalah
- kehilangan kemampuan masuknya
rangsang visual
- Penurunan kesadaran sampai dengan
koma.
- Tidak mampu merekam gambar
- Tidak mampu membedakan kanan/kiri
g. Pola persepsi dan konsep diri
- Perasaan tidak berdaya dan putus
asa
- Emosi labil dan kesulitan untuk
mengekspresikan
h. Pola peran dan hubungan dengan
sesame
- Masalah bicara
- Ketidakmampuan dalam berkomunikasi
( kehilangan komunikasi verbal/ bicara pelo )
i. Reproduksi dan seksualitas
- Adanya gangguan seksualitas dan
penyimpangan seksualitas
- Pengaruh/hubungan penyakit terhadap
seksualitas
j. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap
stress
- Adanya perasaan cemas,takut,tidak
sabar ataupun marah
- Mekanisme koping yang biasa
digunakan
- Perasaan tidak berdaya, putus asa
- Respon emosional klien terhadap
status saat ini
- Orang yang membantu dalam pemecahan
masalah
- Mudah tersinggung
k. Sistem kepercayaan
- Agama yang dianut, apakah kegiatan
ibadah terganggu
3.
Diagnosa Keperawatan
Pre-Operasi
a. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan /
pertumbuhan sel-sel kanker
b. Nyeri kepala berhubungan dengan
proses pertumbuhan sel-sel kanker pada otak/mendesak otak.
c. Gangguan mobilitas fisik yang
berhubungan dengan gangguan pergerakan dan kelemahan.
d. Kerusakan komunikasi verbal yang
berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral.
e. Gangguan harga diri berhubungan
dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra diri
f. Kurang pengetahuan tentang kondisi
dan penanganan penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi
g. Kecemasan berhubungan dengan rencana
pembedahan
Post-Operasi
a. Nyeri yang berhubungan dengan efek
dari pembedahan
b. Gangguan harga diri berhubungan
dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra diri.
c. Kurang pengetahuan tentang tumor
otak yang berhubungan dengan ketidaktahuan tentang sumber informasi
d. Kecemasan yang berhubungan dengan
penyakit kronis dan masa depan yang tidak pasti.
3.
Rencana Keperawatan
Pre-Operasi
Dx
1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Hasil yang diharapkan : Nyeri
berkurang sampai dengan hilang
Rencana Tindakan :
1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi,
frekfensi
R/ mengtahui tingkat nyeri sebagai
evaluasi untuk intervensi selanjutnya
2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)
2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)
R/ dengan mengetahui faktor penyebab
nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri
3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik
nafas dalam
R/ tehnik relaksasi dapat mengatsi
rasa nyeri
4. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik
R/ analgetik efektif untuk mengatasi
nyeri
Dx
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah dan tidak nafsu makan.
Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi
setelah dilakukan keperawatan
Hasil yang diharapkan :
- Nutrisi klien terpenuhi
- Mual berkurang sampai dengan
hilang.
Rencana tindakan :
1. Hidangkan makanan dalam porsi
kecil tapi sering dan hangat.
R/ Makanan yang hangat menambah
nafsu makan.
2. Kaji kebiasaan makan klien.
R/ Jenis makanan yang disukai akan
membantu meningkatkan nafsu makan klien.
3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
R/ Tarik nafas dalam membantu untuk
merelaksasikan dan mengurangi mual.
4. Timbang berat badan bila
memungkinkan.
R/ Untuk mengetahui kehilangan berat
badan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian vitamin
R/ Mencegah kekurangan karena
penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak
Dx
3. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan pergerakan dan
kelemahan.
Tujuan : Gangguan mobilitas fisik teratasi setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Pasien mendemonstrasikan tehnik / prilaku
yang memungkinkan dilakukannya kembali aktifitas.
Rencana tindakan :
1. Kaji derajat mobilisasi pasien
dengan menggunakan skala ketergantungan
( 0-4 )
( 0-4 )
R / : seseorang dalam semua kategori
sama-sama mempunyai resiko kecelakaan.
2. Letakkan pasien pada posisi
tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan.
R / : Perubahan posisi yang teratur
meningkatkan sirkulasi pada seluruh tubuh.
3. Bantu untuk melakukan rentang
gerak
R / : Mempertahankan mobilisasi dan
fungsi sendi
4. Tingkatkan aktifitas dan
partisipasi dalam merawat diri sendiri sesuai kemampuan
R / : Proeses penyembuhan yang
lambat sering kali menyertai trauma kepala,
keterlibatan pasien dalam perencanaan
dan keberhasilan.
5. Berikan perawatan kulit dengan cermat,
masase dengan pelembab.
R / : Meningkatkan sirkulasi dan
elastisitas kulit
Dx
4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kerusakan sirkulasi
serebral.
Tujuan : Klien dapat membuat metode
komunikasi dimana kebutuhan dapat di ekspresikan
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
- Mengindikasikan pemahaman tentang
masalah komunikasi
- Membuat metode komunikasi dimana
kebutuhan dapat diekspresikan
- Menggunakan sumber-sumber dengan
tepat
Intervensi :
1. Kaji tipe/derajat disfungsi seperti pasien tidak tampak memahami kata atau mangalami kesulitan berbicara atau membuat pengertian sendiri
R/ : Membantu menentukan daerah dan derajat kerusakan serebral yang terjadi dan kesulitan pasien dalam bebrapa atau seluruh tahap proses komunikasi.
2. Perhatikan kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik
1. Kaji tipe/derajat disfungsi seperti pasien tidak tampak memahami kata atau mangalami kesulitan berbicara atau membuat pengertian sendiri
R/ : Membantu menentukan daerah dan derajat kerusakan serebral yang terjadi dan kesulitan pasien dalam bebrapa atau seluruh tahap proses komunikasi.
2. Perhatikan kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik
R/ : Pasien mungkin kehilangan
kemampuan untuk memantau ucapn yang keluar dan tidak menyadari bahwa komunikasi
yang diucapkan tidak nyata.
3. Minta pasien untuk mengikuti perintah sederhana
3. Minta pasien untuk mengikuti perintah sederhana
R/ : menilai adanya kerusakan
motorik
4. Katakan secara langsung pada pasien,
bicara perlahan dan tenang
R/ : menurunkan kebingungan/ansietas
selama proses komunikasi dan respon pada informasi yang lebih banyak pada satu
waktu tertentu.
Dx
5. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran,
perubahan citra diri.
Tujuan : Gangguan harga diri teratasi setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.
Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.
Intervensi :
1. Kaji respon, reaksi keluarga dan
pasien terhadap penyakit dan penanganannya.
R/: Untuk mempermudah dalam proses
pendekatan.
2. Kaji hubungan antara pasien dan anggota
keluarga dekat.
R/: Support keluarga membantu dalam
proses penyembuhan.
3. Libatkan semua orang terdekat
dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di rumah.
R/ : Dapat memudahkan beban terhadap
penanganan dan adaptasi di rumah.
4. Berikan waktu/dengarkan hal-hal
yang menjadi keluhan.
R/: Dukungan yang terus menerus akan
memudahkan dalam proses adaptasi.
Dx
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan penyakit berhubungan
dengan kurangnya informasi.
Tujuan : Pengetahuan pasien bertambah mengenai kondisi dan
penanganan penyakit setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Pasien mengerti penyebab ginjal dan komplikasinya.
Rencana Keperawatan :
Rencana Keperawatan :
1. Kaji pemahaman pasien, keluarga
mengenai penyebab gagal ginjal dan penanganannya.
R / : Instruksi dasar untuk penyuluhan lebih lanjut.
R / : Instruksi dasar untuk penyuluhan lebih lanjut.
2. Jelaskan fungsi renal dan
konsekuensinya sesuai dengan tingkat pemahaman klien.
R / : Menambah pengetahuan pasien.
R / : Menambah pengetahuan pasien.
3. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi cara-cara memahami perubahan akibat penyakit.
R / : Pasien dapat melihat bahwa kehidupannya tidak harus berubah.
R / : Pasien dapat melihat bahwa kehidupannya tidak harus berubah.
Dx
7. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan
Tujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah
dilakukan tindakan keperawatan
Hasil yang diharapkan : Kecemasan pasien berkurang
Rencana Tindakan :
1. Jelaskan setiap tindakan yang
akan dilakukan terhadap pasien
R/ pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien
2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akan
ketakutannya
R/ untuk mengurangi kecemasan
R/ pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien
2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akan
ketakutannya
R/ untuk mengurangi kecemasan
3. Evaluasi tingkat pemahaman pasien
/ orang terdekat tentang diagnosa medik
R/ memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat
4. Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan
R/ dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit dan pengobatan
R/ memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat
4. Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan
R/ dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit dan pengobatan
Post
Operasi
Dx
1. Nyeri yang berhubungan dengan efek dari pembedahan.
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
- Pasien dapat menjalani aktivitas
tanpa merasa nyeri
- Ekspresi wajah rileks
- Klien mendemonstrasikan
ketidaknyamananya hilang
Rencana Keperawatan :
1. Kaji tingkat nyeri (lokasi,
durasi, intensitas, kualitas) tiap 4 – 6 jam
R/ : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya
R/ : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya
2. Kaji keadaan umum pasien dan TTV
R/ : Sebagai indikator awal dalam
menentukan intervensi berikutnya
3. Beri posisi yang menyenangkan
bagi pasien
R/ : Untuk membantu pasien dalam
pengontrolan nyeri
4. Beri waktu istrahat yang banyak
dan kurangi pengunjung sesuai keinginan pasien
R/ : Dapat menurunkan ketidaknyamanan
fisik dan emosional
5. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat
R/ : Membantu dalam penyembuhan
pasien
Dx
2. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran,
perubahan citra diri.
Tujuan : Gangguan harga diri
teratasi setelah dilakuakn tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Klien dapat percaya
diri dengan keadaan penyakitnya.
Rencana keperawatan :
Rencana keperawatan :
1. Kaji respon, reaksi keluarga dan
pasien terhadap penyakit dan penanganannya.
R / : Untuk mempermudah dalam proses
pendekatan.
2. Kaji hubungan antara pasien dan
anggota keluarga dekat.
R / : Support keluarga membantu
dalam proses penyembuhan.
3. Libatkan semua orang terdekat
dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di rumah.
R / : Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.
R / : Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.
4. Berikan waktu/dengarkan hal-hal
yang menjadi keluhan.
R / : Dukungan yang terus menerus
akan memudahkan dalam proses adaptasi.
Dx
3. Kurang pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan dengan ketidaktahuan
tentang sumber informasi
Tujuan : Informasi tentang perawatan diri dan status nutrisi
dipahami setalah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
Kriteria hasil :
- Klien menyatakan pemahaman tentang
informasi yang diberikan
- Klien menyatakan kesadaran dan
merencanakan perubahan pola perawatan diri
Intervensi :
Intervensi :
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
R/ : Untuk mengetahui tingkat
pengetahuan dalam penerimaan informasi, sehingga dapat memberikan informasi
secara tepat
2. Diskusikan hubungan tentang agen
penyebab terhadap penyakit Ca. Paru
R/ : Memberikan pemahaman kepada pasien tentang hal-hal yang menjadi pencetus penyakit
R/ : Memberikan pemahaman kepada pasien tentang hal-hal yang menjadi pencetus penyakit
3. Jelaskan tanda dan gejala
perforasi
R/ : Gejala perforasi adalah nyeri
pada dada
4. Jelaskan pentingnya lingkungan
tanpa stress
R/ : Untuk mencegah peningkatan
stimulasi simpatis
5. Diskusikan tentang metode
pelaksanaan stress
R/ : Cara penatalaksanaan stress :
relaksasi, latihan dan pengobatan
Dx
4 Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan masa depan yang tidak
pasti.
Tujuan : Kecemaskan dapat diminimalkan setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Kecemasan berkurang.
Kriteria Hasil : Kecemasan berkurang.
Intervensi :
1. Mendengarkan keluhan klien dengan
sabar.
R / : Menghadapi isu pasien dan
perlu dijelaskan dan membuka cara penyelesaiannya.
2. Menjawab pertanyaan klien dan
keluarga dengan ramah.
R / : Membuat pasien yakin dan
percaya.
3. Mendorong klien dan keluarga
mencurahkan isi hati.
R / : Membuat kepercayaan dan
menurunkan kesalahan persepsi.
4. Menggunakan teknik komunikasi
terapeutik.
R / : Menjalin hubungan saling
percaya pasien.
5. Berikan kenyamanan fisik pasien.
R / : Ini sulit untuk menerima dengan
isu emosi bila pengalaman
ekstrem/ketidaknyamanan fisik
menetap.
Daftar Pustaka
A.K. Muda,
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi
Revisi. Jakarta : Gitamedia Press.
Carpenito,
Lynda Juall RN.1999. Diagnosa dan Rencana Keperawatan Ed 3. Jakarta : Media
Aesculappius.
Purnawan
Ajunadi, Atiek S.seomasto, Husna Ametz,(1982). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta
: Media Aesculapius
Doenges,
Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar