ASUHAN KEPERAWATAN
PADA DERMATITIS DAN EXZEMA.
I. EXZEMA / DERMATITIS.
A.
DEFINISI.
Merupakan reaksi inflamasi kulit
terhadap unsur – unsur fisik, kimia, biologi.( brunner and suddarth , 2002 )
Reaksi peradangan kulit yang
karacteristic terhadap berbagai rangsangan endogen ataupun exogen ( harahap M.
2000 ).
Exzema dari bhs yunani “ eksein”
: menggambarkna epidermis mengalami spongioisis yaitu adanya vesikula
intraepidermal yang terjadi karena adanya edema interseluler.
B. Tipe
dermatitis secara umum.
A. Dermatitis
endogen
B. Dermatitis
eksogen
C. Dermatitis
yang belum jelas penyebabnya.
1. Dermatitis
endogen terbagi menjadi:
§ Dermatitis
atopik, seboroik, liken simpleks kronis, dermatitis nonspesifik ( pompoliks, D.
numuler, D. xerotik, D. otosensitisasi ) dan D. karena obat.
2. Dermatitis
Eksogen terbagi menjadi : kontak iritan, D. kontak iritan, D. foto alergik, D.
infektif, Dan dermatofitid.
- Dermatitis .
a. Macam
– macam dermatitis.
·
Dermatitis atopik adalah dermatitis yanmg
tejadi pada seseorang yang mempunyairiwayat atopi.
·
Dermatitis seboroik adalah peradangan
kulit yang sering terjadi pada daerah tubuh berambut terutam pada kulit kepala
alis mata dan muka, kronik dan superfisialis.
·
Liken simplek kronik adalah dermatitis
dengan penebalan kulit dari jaringan tanduk karena garukan ataugosokan yang
berulang – ulang.
·
Dermatitis stasis adalah dermatitis
yangterjadi akibat adanya gangguan aliran darah vena ditungkai bawah.
·
Dermatitis / exzema nonspesifik adalah
suatu erupsi epidermal yang dapat berlangsung akut, kranik, terlokalisasi dan
generalis.
·
D. Pomfolik adalah dermatitis yang ditandai dengan adanya
vesikula yang dalam, mengenai telapak tangan / kaki, dan jari – jari.
·
D. otosensitisasi merupakan perluasan yang ceapat dari reksi
exzematus atau vesikuler.
·
D. numuler adalah dermatitis yang bentuk lesinya bulat seperti
uang logam.
·
D. xerotik merupakan dermatitis yang
terjadi pada musim dingin dan banyak dijumpai pada orang tua dan punya
predisposisi.
·
D. medikamentosa adalah peradangan pada
kulit akibat reaksi dari obat.
·
D. kontak adalah dermatitis yang disertai
dengan adanya spongiosis / edema interseluler pada epidermis karena kulit
berinteraksi langsung dengan bahan kimia.
·
D. infektif adalah dermatitis yang disebabkan oleh
mikroorganisme atau produknya dan menyembuh jika organismenya sudah diobati.
·
Dermatofitid : adalah Reaksi alergi dari
dermatifites
·
D. eksfolatifa generalisata adalah
peradangan yang ditandai dengan adanya eritema, dan skuama yang hampir mengenai
seluruh tubuh.
a. Pengertian dermatitis Atopik.
Sinonim : prurigo
besnier, neurodermatitis, desimenata, exzema konstitusional.
DA adalah dermatitis yg terjadi
pada orang yang mempunyai riwayat atopi.
Atopi bersal dari bhs yunani “
berarti”: penyakit aneh /
hipersensitivitas.
b. Etiologi.
Bahan iritan, allergen ( sabun,
deterjen, bahan pembersih, dan kimia industri yang lain).
c. Manifestasi
klinik.
Rasa gatal, eritema,
perubahan histologik dengan sel Radang yang bulat,
edema eridermal yang
spongiostik, edema, papula, vesikel serta perembasan
cairan atau secret,
pengelupasan kulit, likenifikasi, pigmentasi.
Sering terjadi pada
muka, lipatan kulit ( fosa cubiti, poplitea ).
Pembentukan
krusta, pengeringan, pembentukan fissura.
d. Faktor
predisposisi
-
Asma, konjungtivitis alergik, rinitis alergika, urtikaria
dan Reaksi dari
makanan.
-
Keadaan panas dingin yang extrem
-
Kontak dengan iritan dengan frekuensi yang sering
-
Penyakt kulit yang ada sebelumnya.
e. Patofisiologi
Peningkatan Imunoglobin
E ( Ig E ) dalam darah / tubuh serta terjadi
peningkatan histamin
kulit dan darah sebagai marker untuk adanya aktifitas
sel mast dan basofil.
Sel langerhans juga
meningkat.
Pada lesi yang akut djumpai
spongiosis, vesikula, dan edema interselular, sel peradangan yang domonan
adalah limfosit. Sel endotel mengalami hipertropi, pada lesi likenifikasi yang kronis dijumpai penebalan epidermal
serabut saraf mengalami demielinisasi dan sclerosis akibat dari iskemi.
-
faktor turunan atauy genetic juga bisa, yang diturunkan
secara outosomal, resesif autosomal, dan multifactoral.
-
Faktor imunologi :
Peningkatan Imunoglobin E ( Ig E ) dalam darah / tubuh serta terjadi
peningkatan histamin kulit dan darah sebagai marker untuk adanya aktifitas sel
mast dan basofil.
Peningkatan aktivitas limfosit
karena pengaruh dari IL –4 , yang dipengaruhi oleh aktifitas sel T helper.
sel TH2 merangsang sel B
memproduksi Ig E.
- Diagnosis
Dagnosis ditegakan apabila ada
tiga criteria mayor dan ditambah 3 kriteria minor , serta criteria Svensson,
criteria William dan criteria berdasarkan SCORAD yang menggunakan foto
berwarna.
- Penatalaksanaan.
1.
Tindakan umum:
-
Memberitahu rencana pengobatan yang akan diberikan pada
klien
-
keluarga.
-
Latihan gerak ringan untuk menghilangkan gelisah.
-
Mempertahankan kelembaban ruangan 50% - 60 % untuk mencegah
-
kekeringan kulit.
-
Mandi berendam denga air yang telah ditambah bahan
minyak .
-
Hindari rangsanga pada kult .
-
Hindari bahan pembersih yang dapa tmerangsang kulit.
-
Hindari faktor pencetus.( seperti makanan, mikroba,
allergen dll )
2.
Pengobatan :
-
kortikosteroid.
-
Antihistamin.( klorfenraminel, hydroxizine dll.)
-
Antibiotik : kloxasiline, eritromisine, sefalosporin
dll.)
-
Hindari faktor penyebab.
-
Kompres yang sejuk dan basah.
Perhatian
Untuk mencegah dermatitis
berulang :
-
Pelajari pola
dan lokasi dermatitis dan coba ingat benda apa yang terakhir emnempel pada pada
kult.
-
Hindari benda / bahan yang dapat menyebabkan Reaksi
dermatitis.
-
Hindari panas, sabun, dan gosokan,
-
Hindari pemakain obat secara bebas.
-
Mengistirahatkan kulit yang sakit dan melindungi dari
kerusakan lebih lanjut.
I.
Pengkajian.
1).
Riwayat kesehatan ( awitan , tanda dan gejala, lokasi,
dan durasi nyeri, gatal – gatal, ruam gangguan ras nyaman).
2).
Riwayat alergi kulit
3).
Reaksi lergi t erhadap makanan
4).
Raeksi alergi terhadap obat kimia
5).
Riwayat penyakit kulit sebelumnya.
6).
Riwayat kanker.
II.
Diagnosis dan Intervensi.
a.
kerusakan integritas kulit b/d kerusakan barier
kulit
-
lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan
maserasi.
-
Hilangkan kelembaban dengan menutulkan untuk menghisap
dan menghindari friksi.
-
Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinya cidera
termal akibat penggunaan compress hangat dengan suhu yang terlalu tinggi.
-
Anjurkan pasien menggunakan kosmetik dan preparat tabir
surya.
b.
Nyeri dan gatal b/ d lesi kulit.
1.
Periksa daerah yang terlibat:
Ø Upayakan untuk mnenemukan penyebab gangguan rasa nyaman
Ø Mencatat hasik obervasi secra rinci dengan memekai terminology deskriptif.
Ø Mengantisipasi Reaksi alergi yang mungkin terjadi.
2.
Kendalikan faktor – faktor iritan:
·
Perthankan kelembaban kira- kira 50 % gunakbn alat pelembab.
§
Pertahankan lingkungan yang dingin.
§
Gunakan sabun ringan
§
Lepaskan kelebihan pakaian dan peralatan
ditempat tidur.
§
Hentikan pemajanan berulang terhadap deterjen
pembersih dan pelarut.
c.
Gangguan citra tubuh b/d penampakan kulit yang
tidak baik.
1.
Kaji adanya gangguan citra tubuh
2.
Identifikaasi stadium psikososial tahap perkembangan
3.
Berikan kesempatan untuk pengungkapan.
4.
Beikan support pada klien untuk mengenal dirinya dan
mengembangkan dan memperbaiki citra diri.
5.
Membantu klien kearah penerimaan diri.
6.
Mendorong sosialisasi dengan orang lain.
7.
Memberikan nasehat kepada klien mengenai cra – cara
perawatan kosmetik untuk menyembunyikan kondisi kulit yang abnormal.
d. Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit.
1.
Tentukan apakah
pasien mengetahui tentang kondisi dirinya.
2.
Jaga agar klien mendapatkan informasi yang benar
memperbaiki kesl;ahanperepsi.
3.
peragaan penerapan terapi yan diprogramkan.
4.
Berikan nasehat kapada pasien untuk menjaga agar kulit
tetap lembab dan fleksibel dengan tindakan hidarsi dan pengolesan krim serta
losionkulit.
5.
Dorong pasien untuk mendapatkan status nutrisi yang
sehat.
V. Evaluasi.
Hasil yang diharapkan :
1.
Pemeliharaan / mempertahankan integriras kulit.
-
menunjukan tidak adanya keretakan kulit.
-
Melindungi kulit terhadap kontak dengan substansi yang
iritatif.
-
Mengoleskan preparat emolien pada kulit
2.
Memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman.
o
Menggunakan preparat topical dan menjalani
terapi yang telah diprogramkan.
o Melaporkan
peredaran rasa gatal.
3.
memperlihatkan Pengembangan peningkatan penerimaan
diri;
-
lebuh sedikit mengucapkan kata – kata yang mencela
diri.
-
Memberikan perhatian terhadap penampakan diri.
4.
mencapai tidur yang lebih nyenyak.
o Menyatakan
bahwa tidur lebih nyenyak.
o Melaporkan
bahwa hidup lebih sehat.
5.
Pemahaman tentang perwatan diri.
§
Mengucapkan dengan kata – kata dasar pemikiran
untuk terapi yang diprogramkan.
§
Memperlhatkan kemampuan untuk melaksanakan
perawatan diri.
Criteria
diagnosis Dermatitis Atopik dari hanifin dan rajka
No
|
Criteria moyor
|
Criteria minor
|
1.
|
Pruritus
|
Kulit kering ( xerosis ).
|
2.
|
Adanya riwayat atopik
|
Keratosis
|
3.
|
Kronis dan sering kambuh
|
Reaktivits uji kulit tipe I
|
4.
|
Klinis dan distribusi yang khas:
Lipatan kulit mengalami likenifikasi.
Mengenai muka dan bagian extensor pada bayi dan anak –
anak.
|
Kadar Ig E meningkat.( > 2000 IU ).
Dimulai pada usia dini.( 3 – 6 bulan ).
Terdapat infeksi kulit.
Eksema pada putting susu
Cheilitis , konjungtivitis yang berulang – ulang, dll.
|
Criteria diagnosis Dermatitis Atopik dari Svennson
No
|
Kelompok I (nilai 3 ).
|
1.
|
Perjalanan penyakit dipengaruhi musim
Xerosis.
Diperburuk dengan kegangan jiwa.
Kulit sangat kering.
Gatal pada kulit yang sehat saat berkeringat.
Serum Ig E 80 IU /ml.
Menderita rinitis alergik.
Iritasi dengan tekstil.
Eksema pada tangan pada masa kanak- kanak.dermatitis
atopik.
|
2.
|
Kelompok II ( nilai 2 ).
|
|
Kulit muka pucat
Dermatitis pada buku jari2x tangan.
Dermatitis nnumuler.
Penderita punya asma, keratosis, alergi thd makanan,.
Eksema putting susu.
|
3.
|
Kelompok III ( nilai 1 ).
|
|
Pomfolik
Iktiosis
Lipatan denni – morga.
|
Criteria diagnosis
Dermatitis Atopik dari William
Criteria
|
Keterangan
|
Harus ada :
|
Rasa gatal( pada anak ada bekas garutan ).
|
Ditambah tiga / lebih
|
Terkena daerah lipatan siku, paha, lutut, didepan mata
kaki, sekitar leher,pada pipi untuk anak dibawah 10 tahun).
Anamnesis ada riwayat atropi, asma, demam.
Kulit kering secara menyeluruh.
Eksema pada lipatan ( termasuk pipi, kening badan luar
[pada anak .< 4 tahun).
Mengenai umur <2 tidak digunakan untuk anak
dibawah tahun.
|
Tingkatan dermatitis atopik
No.
|
Criteria
|
Nilai
|
1.
|
Luasnya kelainan kulit.
|
|
|
Fase anak – anak dan dewasa / remaja
|
|
|
< 9 % luas tubuh
9 % - 36 %
> 36 % luas tubuh.
|
1
2
3
|
2.
|
Fase infantile
|
|
|
18 % luas tubuh terkena
18 % - 54 %
54 % luas tubuh terkena.
|
1
2
3
|
3.
|
Perjalanan penyakit
|
|
|
Remisi > 3 bulan dalam 1 tahun
Remisi < 3 bulan dalam 1 tahun
Kambuhan
|
1
2
3
|
4.
|
Intensitas penyakit.
|
|
|
Gatal ringan kadang – kadang terganggu tidur.
Gatal sedang
Gatal hebat selalu ganggu tidur.
|
1
2
3
|
Penilaian :
3 – 4 : Ringan
4,5 – 7,5 : Sedang
8,5 – 9 : Berat
Stadium Exzema / Dermatitis.
No
|
Stadium
|
Pengobatan
|
1.
|
Akut ( ada
vesikula, edema, eksudasi, krusta,, erosi )
|
Kompres da krim hyrofilik.
|
2.
|
Subakut ( eritema, edema, papula, skuama yang basah ).
|
Krim anti flogistik, pasta yang lembut.
|
3.
|
Kronik ( deskuamasi yg kering, likenifikasi, infiltrat
paula. )
|
Salap hydro s/d lipofilik.
|
4.
|
Hyperkeratosis
|
Keratofilik, salap rehidrasi yang mnegandung asam salisil,
urea, Nacl 4 – 12 jam tertutup.
|
5.
|
Eksudasi , lesi maserasi.
|
Keringkan dengan kompres yg mengandung air/ alkohol,
/pasta.
|
5.
|
Semua stadium
|
Mandi berendam.
|
Tipe – tipe preparat kortikosteroid topical yang sering digunakan.m
No
|
Potensi
|
Preparat kortikosteroid.
|
1.
|
Paling rendah
|
Deksametason 0.1%
Hirokortison 0.25 – 2.5 %
Metilprednisolon
0.1/1 %
|
2.
|
Rendah
|
Betametason 0.01 %
Klokortolon / cloderm 0.1 %
Hidrokortison valerat 0.2 %
|
3.
|
Sedang
|
Betametason benzoat 0.01%
Cordran 0.05 %
|
4.
|
Tinggi
|
Amsinonid / cyclokort
0.1 %
Halog 0.1 %
|
5.
|
Paling tinggi
|
Betametason dipropionat 0.05 %
Klobetasol propionat 0.05%
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar