Sabtu, 05 Desember 2009

Askep Maternitas

KEPERAWATAN MATERNITAS
“DISMENORE”

BAB I
PENDAHULUAN

Nyeri saat haid merupakan keluhan yang sering dijumpai di kalangan wanita usia subur, yang menyebabkan mereka pergi ke dokter untuk berobat dan berkonsultasi. Dismenore terdapat pada 30-75% dari populasi dan kira-kira separuhnya memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dismenore sampai sekarang belum jelas, maka pengobatannya pun masih simpang siur.
Pengobatan secara kedokteran barat yang akhir-akhir ini banyak dipakai yaitu anti prostaglandin non steroid seperti: asam mefenamat, naproksen dan ibuprofen, yang berefek menurunkan konsentrasi prostaglandin di endometrium. Tetapi ternyata obat-obat ini mengakibatkan banyak kerugian karena dapat menimbulkan iritasi lambung, kolik usus, diare, lekopeni dan serangan asma bronkial. Keberhasilan pengobatan secara barat belum diketahui dengan pasti, sedangkan pengobatan secara akupunktur keberhasilannya sekitar 90,9%.
PADA umumnya setiap wanita akan mengalami gejala-gejala seperti malas, lemas, payudara mengejang, dan nyeri di sekitar perut bagian bawah sebelum atau saat mengalami haid. Bahkan ada juga wanita yang mengalami nyeri di perut sampai kram perut, mual, nyeri kepala, sehingga gak bisa melakukan aktivitas sehari-hari bahkan sampai pingsan seperti yang kamu alami. Gejala PMS (premenstrual syndrom) yang berat seperti ini disebut dengan dismenorrhoe.
Karena memang dismenorrhoe bisa berkaitan dengan gejala adanya gangguan pada organ reproduksi. Namun ada juga dismenorrhoe yang hanya disebabkan karena kondisi tubuh yang sedang kurang sehat, baik secara fisik maupun psikologis. Misalnya sedang sakit, maupun sedang mengalami stres yang berlebihan. Tetapi jika kondisinya seperti ini tentu saja dismenorrhoe tidak akan dialami setiap bulan setiap kali mengalami haid.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi
Dismenore adalah nyeri haid yang sedemikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. Patofisiologi dismenore sampai saat ini masih belum jelas, tetapi akhir-akhir ini teori prostaglandin banyak digunakan, dikatakan bahwa pada keadaan dismenore kadar prostaglandin meningkat.
Kram, nyeri dan ketidaknyamanan lainnya yang dihubungkan dengan menstruasi disebut juga dismenore. Kebanyakan wanita mengalami tingkat kram yang bervariasi; pada beberapa wanita, hal itu muncul dalam bentuk rasa tidak nyaman ringan dan letih, dimana beberapa yang lain menderita rasa sakit yang mampu menghentikan aktifitas sehari-hari. Dismenore dikelompokkan sebagai dismenore primer saat tidak ada sebab yang dapat dikenali dan dismenore sekunder saat ada kelainan jelas yang menyebabkannya.
Wanita yang tidak berovulasi cenderung untuk tidak menderita kram menstruasi; hal ini sering terjadi pada mereka yang baru saja mulai menstruasi atau mereka yang menggunakan pil KB. Kelahiran bayi sering merubah gejala-gejala menstruasi seorang wanita, dan sering menjadi lebih baik.
Istilah dismenorea atau nyeri haid hanya dipakai jika nyeri haid demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaannya untuk beberapa jam atau beberapa hari (Simanjuntak, 1997). Ada 2 jenis dismenorea, yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder.
Pembagian dismenorea menurut Sunaryo (1989) adalah sebagai berikut : pertama dismenorea primer atau esensial, intrinsik, idiopatik, yang pada jenis ini tidak ditemukan atau didapati adanya kelainan ginekologik yang nyata; yang kedua dismenorea sekunder atau ekstrinsik, yaitu rasa nyerinya disebabkan karena adanya kelainan pada daerah pelvis, misalnya endometriosis, mioma uteri, stenosis serviks, malposisi uterus atau adanya IUD. Menurut Huffman (1968) menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri pada remaja hampir semuanya disebabkan dismenorea primer.
Dismenorea primer disebabkan karena gangguan keseimbangan fungsional, bukan karena penyakit organik pelvis, sedangkan dismenorea sekunder berhubungan dengan kelainan organik di pelvis yang terjadi pada masa remaja

2.2 Klasifikasi
1. Dismenore primer
Sering juga disebut sebagai dismenore sejati, intrinsik, esensial atau fungsional. Nyeri haid timbul sejak menars, biasanya pada bulan-bulan atau tahun-tahun pertama haid. Biasanya terjadi pada usia antara 15 sampai 25 tahun dan kemudian hilang pada usia akhir 20-an atau awal 30-an. Tidak dijumpai kelainan alat-alat kandungan.
Dismenorea primer adalah nyeri menstruasi yang terjadi tanpa adanya kelainan ginekologik yang nyata. Dismenorea primer terjadi beberapa waktu setelah menarke, biasanya sesudah menarke, umumnya sesudah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus-siklus menstruasi pada bulan-bulan pertama setelah menarke biasanya bersifat anovulatoir yang tidak disertai nyeri. Rasa nyeri timbul sebelum atau bersama-sama dengan menstruasi dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung sampai beberapa hari. Sifat rasa nyeri ialah kejang yang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat merambat ke daerah pinggang dan paha. Rasa nyeri dapat disertai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare (Hanafiah, 1997).

2. Dismenore sekunder
Dimulai pada usia dewasa, menyerang wanita yang semula bebas dari dismenore. Disebabkan oleh adanya kelainan alat-alat kandungan.
Dismenorea sekunder, berhubungan dengan kelainan kongenital atau kelainan organik di pelvis yang terjadi pada masa remaja (Huffman, 1968). Rasa nyeri yang timbul disebabkan karena adanya kelainan pelvis, misalnya : endometriosis, mioma uteri, stenosis serviks, malposisi uterus atau adanya IUD (Sunaryo, 1989).
Dismenorea yang tidak dapat dikaitkan dengan suatu gangguan tertentu biasanya dimulai sebelum usia 20 tahun, tetapi jarang terjadi pada tahun-tahun pertama setelah menarke. Dismenorea merupakan nyeri bersifat kolik dan dianggap disebabkan oleh kontraksi uterus oleh progesteron yang dilepaskan saat pelepasan endometrium. Nyeri yang hebat dapat menyebar dari panggul ke punggung dan paha, seringkali disertai mual pada sebagian wanita dan juga tak menutup kemungkinan dijumpai mual dan muntah.

2.3 Etiologi dan Gejala

Penyebab pasti dismenorhoe belum diketahui. Diduga faktor psikis sangat berperan terhadap timbulnya nyeri. Dismenorhoe primer umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid berevolusi. Penyebab tersering dismenorhoe sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronik genitalia interna.
Hingga baru-baru ini, dismenore disisihkan sebagai masalah psikologis atau aspek kewanitaan yang tidak dapat dihindari. Sekarang, para dokter tahu bahwa dismenore merupakan kondisi medis yang nyata, walaupun penyebabnya yang jelas masih kurang dimengerti. Kerja prostaglandin, zat seperti hormon yang menyebabkan otot-otot rahim berkontraksi, merupakan instrumen utama dismenore. Kadar prostaglandin sepertinya tidak berhubungan dengan tingkat dismenore; beberapa wanita terlihat memiliki kadar prostaglandin tinggi tanpa efek-efek sampingan, dimana yang lain dengan kadar normal menderita gejala yang berat. Faktor-faktor lain, termasuk perbedaan anatomi, kecenderungan genetik, dan stres, juga dapat memainkan peran.
Sebab-sebab yang bervariasi dari dismenore sekunder termasuk endometriosis (pertumbuhan jaringan lapisan rahim di tempat lain dalam ruang panggul), fibroid atau tumor lain, dan infeksi pelvis.


1. Dismenore Primer
Rasa nyeri di perut bagian bawah, menjalar ke daerah pinggang dan paha.Kadang-kadang disertai mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul sebelum haid dan berangsur hilang setelah darah haid keluar. Etiologinya belum jelas tetapi umumnya berhubungan dengan siklus ovulatorik. Beberapa faktor yang diduga ber-peran dalam timbulnya dismenore primer yaitu:

a. Prostaglandin
Penyelidikan dalam tahun-tahun terakhir menunjukkan bahwa peningkatan kadar prostaglandin (PG) penting peranannya sebagai penyebab terjadinya dismenore. Jeffcoate berpendapat bahwa terjadinya spasme miometrium dipacu oleh zat dalam darah haid, mirip lemak alamiah yang kemudian diketahui sebagai prostaglandin; kadar zat ini meningkat pada keadaan dismenore dan ditemukan di dalam otot uterus. Bahwa kadar PGE dan PGF-alfa sangat tinggi dalam endometrium, miometrium dan darah haid wanita yang menderita dismenore primer.
PG menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut-serabut syaraf terminal rangsang nyeri. Kombinasi antara peningkatan kadar PG dan peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan tekanan intra uterus sampai 400 mm Hg dan menyebabkan kontraksi miometrium yang hebat. Atas dasar itu disimpulkan bahwa PS yang dihasilkan uterus berperan dalam menimbulkan hiperaktivitas miometrium.
Selanjutnya kontraksi miometrium yang disebabkan oleh PG akan mengurangi aliran darah, sehingga terjadi iskemia sel-sel miometrium yang mengakibat-kan timbulnya nyeri spasmodik. Jika PG dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam peredaran darah, maka selain dismenore timbul pula pengaruh umum lainnya seperti diare, mual, muntah.

b. Hormon steroid seks
Dismenore primer hanya terjadi pada siklus ovulatorik. Artinya, dismenore hanya timbul bila uterus berada di bawah pengaruh progesteron. Sedangkan sintesis PG berhubungan dengan fungsi ovarium. Kadar progesteron yang rendah akan menyebabkan terbentuknya PGF-alfa dalam jumlah yang banyak.
Kadar progesteron yang rendah akibat regresi corpus luteum menyebabkan terganggunya stabilitas membran lisosom dan juga meningkatkan pelepasan enzim fosfolipase-A2 yang berperan sebagai katalisator dalam sintesis PG melalui per-ubahan fosfolipid menjadi asam arakhidonat. pada penelitiannya menemukan bahwa kadar estradiol lebih tinggi pada wanita yang menderita dismenore dibandingkan wanita normal. Estradiol yang tinggi dalam darah vena uterina dan vena ovarika disertai kadar PGF-alfa yang juga tinggi dalam endometrium. Hasil ter-penting dari penelitian ini adalah ditemukannya perubahan nisbah E2/P.

c. Sistim saraf (neurologik)
Uterus dipersarafi oleh sistim saraf otonom (SSO) yang terdiri dari sistim saraf simpatis dan parasimpatis. Jeffcoate mengemukakan bahwa dismenore ditimbulkan oleh ketidakseimbangan pengendalian SSO terhadap mio-metrium. Pada keadaan ini terjadi perangsangan yang berlebihan oleh saraf simpatik sehingga serabut-serabut sirkuler pada istmus dan ostium uteri internum menjadi hipertonik.

d. Vasopresin
Pada penelitiannya mendapatkan bahwa wanita dengan dismenore primer ternyata memiliki kadar vasopresin yang sangat tinggi, dan berbeda bermakna dari wanita tanpa dismenore. Ini menunjukkan bahwa vasopresin dapat merupakan faktor etiologi yang penting pada dismenore primer. Pemberian vasopresin pada saat haid menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus dan berkurangnya darah haid. Namun demikian peranan pasti vasopresin dalam mekanisme dismenore sampai saat ini belum jelas.



e. Psikis
Semua nyeri tergantung pada hubungan susunan saraf pusat, khususnya talamus dan korteks. Derajat penderitaan yang dialami akibat rangsang nyeri tergantung pada latar belakang pendidikan penderita. Pada dismenore, faktor pendidikan dan faktor psikis sangat berpengaruh; nyeri dapat dibangkitkan atau diperberat oleh keadaan psikis penderita. Seringkali segera setelah perkawinan dismenore hilang, dan jarang masih menetap setelah melahirkan. Mungkin kedua keadaan tersebut (perkawinan dan melahirkan) membawa perubahan fisiologik pada genitalia maupun perubahan psikis.

2. Dismenore Sekunder
Nyeri mulai pada saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah haid. Dapat disebabkan oleh antara lain:
a)Endometriosis
b)Stenosis kanalis servikalis
c)Adanya AKDR
d)Tumor ovarium

2.4 Perbandingan gejala Dismenore Primer dengan Dismenore Sekunder
1. Dismenore Primer
• usia lebih muda
• timbul segera setelah terjadinya siklus haid yang teratur
• sering pada nulipara
• nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik
• nyeri timbul mendahului haid, meningkat pada dan meningkat bersamaan hari pertama dan kemudian dengan keluarnya darah haid
• sering memberikan respons - sering memerlukan tindakan terhadap pengobatan medika dakan operatif mentosa
• sering disertai mual, muntah, - tidak diare, kelelahan dan nyeri kepala

2. Dismenore Sekunder
• usia lebih tua
• tidak tentu
• tidak berhubungan dengan paritas
• nyeri terus-menerus
• nyeri mulai pada saat haid menghilang bersamaan haid dengan keluarnya darah haid.

2.5 PENATALAKSANAAN
Banyak cara untuk mengatasi sakit ini. Salah satu cara tradisional yang manjur adalah penggunaan botol berisi air panas atau alat pemanas (dalam bahasa Jawa disebut diseka) pada perut pada jam-jam pertama dari haid. Cara ini akan meringankan rasa nyeri.
Istirahat yang cukup juga dapat menolong meringankan gejalanya. Disamping itu, sekarang sudah banyak diproduksi obat analgetik (penghilang rasa sakit) yang dapat diberikan sebagai terapi simptomatik. Selain itu, obat yang menurunkan jumlah prostaglandin akan membantu mengurangi rasa nyeri. Misalnya asetosal, dapat sedikit menurunkan prostaglandin.
Pada beberapa wanita rasa nyeri dapat diatasi hanya dengan menggunakan asetosal pada waktu haid. Penggunaan terapi hormonal dapat juga membantu mengurangi keluhan. Tujuannya adalah untuk menekan ovulasi atau pelepasan sel telur dari indung telur (ovarium).
Dengan sendirinya perkembangan endometrium (dinding rahim) juga dihambat, sehingga produksi prostaglandin juga berkurang. Hal ini dapat tercapai dengan pemakaian pil kombinasi kontraseps

1) Dismenore Primer
a. Psikoterapi
b. Medikamentosa
 Analgetika: Nyeri ringan: aspirin, asetaminofen, propoksifen.
 Nyeri berat: prometazin, oksikodon, butalbital
 Sediaan hormonal: progestin, pil kontrasepsi (estrogen rendah dan progesteron tinggi).
 Antiprostaglandin Jenis obat, dosis, danfrekuensi:
• aspirin 650 mg 4-6 kali/hari
• indometasin 25 mg 3-4 kali/hari
• fenilbutazon 100 mg 4 kali/hari
• ibuprofen 400-600 mg 3 kali/hari
• naproksen 250 mg 2 kali/hari
• asam mefenamat 250 mg 4 kali/hari
• asam meklofenamat 50-100 mg 3 kali/hari
Pemberian dilakukan 24-72 jam prahaid

2) Dismenore Sekunder
Pengobatan terutama ditujukan mencari dan menghilang-kan penyebabnya, di samping pemberian obat-obat bersifat simtomatik

2.6 Gangguan dan kelainan menstruasi sendiri ada bermacam- macam
antara lain

Nyeri haid (dismenerrohoe)
Pada saat menstruasi, cewek kadang mengalami nyeri. Sifat dan derajat rasa nyeri ini bervariasi. Mulai dari yang ringan sampai yang berat. Untuk yang berat, lazim disebut dismenorrhoe. Keadaan nyeri yang hebat itu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Nyeri haid ada dua macam:
1. Nyeri haid primer, timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan
berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid ini normal, namun dapat berlebihan bila dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala ini tidak membahayakan kesehatan.
2. Nyeri haid sekunder, biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada
penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista/polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang dapat mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.

Pre menstruasi syndrome
PMS (pre menstruasi syndrome) atau gejala pre-menstruasi, dapat menyertai
sebelum atau saat menstruasi. Antara lain:
• Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah.
• Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam.
• Emosi menjadi labil. Biasanya kita mudah uring-uringan, sensitif, dan
perasaan-perasaan negatif lainnya.
• Mengalami kram perut (dismenorrhoe).
• Kepala nyeri.
• Pingsan.
• Berat badan bertambah, karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang
banyak.
• Pinggang terasa pegal.

Cara mengatasinya :
Kalau kita mengalami PMS kita bisa melakukan hal-hal di bawah ini;

• Kurangi makanan bergaram, seperti kentang goreng, kacang-kacangan, dan makanan berbumbu, untuk mengurangi penahanan air berlebih.
• Kurangi makanan berupa tepung, gula, kafein, coklat.
• Tambahkan makanan yang mengandung kalsium dan vitamin C dosis tinggi, seminggu sebelum menstruasi.
• Makan makanan berserat dan perbanyak minum air putih.
• Jika menstruasi cukup banyak mengeluarkan darah, perbanyak makan makanan atau suplemen yang mengandung zat besi agar terhindar dari anemia.

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sakit perut waktu
Menstruasi :
• Kompres dengan botol panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa kram (bisa perut atau pinggang bagian belakang).
• Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk menenangkan diri.
• Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi.
• Menggosok-gosok perut/pinggang yang sakit.
• Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Ini bisa membantu relaksasi.
• Tarik napas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.
• Obat-obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter. Boleh minum analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat, asal dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari.

Kita harus segera mencari pertolongan kalau mengalami hal-hal sebagai berikut:
• Apabila menstruasi yang pertama (menarche) mulai keluar sebelum usia 8 tahun, atau belum mengalami menstruasi setelah usia melewati 18 tahun.
• Apabila siklus menstruasi kurang dari 14 hari, atau lebih dari 35-40 hari sekali.
• Apabila lamanya menstruasi lebih dari 14 hari.
• Apabila volume darah haid sangat banyak (ganti pembalut 10 kali per hari).
• Sakit perut sampai tidak bisa mengerjakan aktivitas sehari-hari atau bahkan sampai pingsan. Atau jika rasa nyeri itu semakin lama semakin bertambah intensitasnya.
• Muncul noktah darah (spotting) di antara dua siklus haid.
• Warna darah kelihatan tidak seperti biasanya, menjadi lebih kecoklatan atau merah muda segar atau kalau darah mens keluar sampai bergumpal-gumpal.
• Darah mens berbau anyir, bahkan berbau busuk.


Manifestasi Klinis
Dismenorhoe primer :
1. Usia lebih muda
2. Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur
3. Sering pada nulipara
4. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik
5. Nyeri timbul mendahului haid dan menngkat pada hari pertama atau kedua haid
6. Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik
7. Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik
8. Sering memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa
9. Pemeriksaan pelvik normal

Dismenorhoe sekunder
1. Usia lebih tua
2. Cenderung timbul setelah dua tahun siklus haid teratur
3. Tidak berhubungan siklus dengan paritas
4. Nyeri sering terasa terus menerus dan tumpul
5. Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah
6. Berhubungan dengan kelainan pelvik
7. Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi
8. seringkali memerlukan tindakan operatif
9. Terdapat kelainan pelvik

Tanda gejala umum yang paling sering muncul yaitu :
 Nyeri pada daerah supra pubis seperti cram, menyebar sampai area lumbrosacral.
 Sering disertai nausea, muntah
 Diare
 Kelelahan
 Nyeri kepala
 Emosi labil

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa dismenore didasari atas ketidaknyamanan saat menstruasi. Perubahan apapun pada kesehatan reproduksi, termasuk hubungan badan yang sakit dan perubahan pada jumlah dan lama menstruasi, membutuhkan pemeriksaan ginekologis; perubahan-perubahan seperti itu dapat menandakan sebab dari dismenore sekunder.
1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uteri, iskemi uteri
2. Defisit nutrisi dan cairan berhubungan dengan nausea, vomiting,diare, anoreksia
3. Gangguan pemenuhan aktivitas berhubungan dengan respon respon terhadap nyeri.

Intervensi Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan kontraksi uteri, iskemi uteri
1. Mandiri
a. Kaji nyeri
b. Menghangatkan bagian abdomen
Rasional : dapat menyebabkan vasodilatasi dan mengurangi hypertonic muscle contraction
c. Massage abdomen
Rasional :
• Latihan
• Istirahat dan tidur
• Tehnik relaksasi
• Natural diuresis
2. Kolaborasi
Kolaborasi dalam pemberian obat;
 Aspirin atau acetaminophen (tylenol 650 mg / 4 jam)
 Ibuprofen (mortin, advil, nuprin 200 mg/ 4 - 6 jam)
 Asam mefenamat (250 – 500 mg / 6 jam)
 Naproxen (250 – 500 mg / 6 – 8 jam)

Defisit nutrisi dan cairan berhubungan dengan nausea, vomiting,diare, anoreksia
Kaji intake dan output
Kaji TTV
Beri cairan
Gangguan pemenuhan aktivitas berhubungan dengan respon respon terhadap nyeri.
2.10 Ramuan Buatan dan Terapi Alternatif
Sebagai tambahan pemakaian obat penawar sakit tanpa resep, ada banyak yang dapat anda lakukan sendiri untuk membantu mengurangi kram menstruasi, dan dengan sedikit percobaan, anda pasti dapat menemukan cara yang membawa - paling sedikit - beberapa kelegaan. Suhu panas merupakan ramuan tua; dapat dilakukan dengan kompres handuk panas atau botol air panas pada perut atau punggung bawah. Mandi air hangat juga dapat membantu.
Beberapa wanita mencapai keringanan melalui olahraga, yang tidak hanya mengurangi stres tapi juga meningkatkan produksi endorfin otak, penawar sakit alami tubuh. Orgasme juga dapat membantu dengan mengurangi tegangan pada otot-otot pelvis sehingga membawa kekenduran dan rasa nyaman.
Beberapa posisi yoga dipercaya dapat menghilangkan kram menstruasi. Salah satunya adalah peregangan kucing, yang meliputi berada pada posisi merangkak kemudian secara perlahan menaikkan punggung anda ke atas setinggi-tingginya. Yang lain adalah mengangkat panggul, anda berbaring dengan lutut tertekuk dan kemudian mengangkat panggul dan bokong anda. Hanya dengan melakukan posisi janin, menarik lutut anda kearah dada sambil memeluk bantal atau botol air panas ke perut anda, juga dapat membantu.
Sebuah terapi alternatif yang membantu beberapa wanita meliputi visualisasi dimana anda berkonsentrasi pada warna sakit anda sampai anda mencapai penguasaan atasnya. Sebagai tambahan, aroma terapi dan pemijatan dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Mendengarkan musik, membaca buku, atau menonton film juga dapat menolong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar