Kamis, 10 November 2011

Hidrocephalus


ASUHAN KEPERAWATAN BAYI DENGAN HIDROCEPHALUS

I.       Pengertian
Hidrocephalus adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh produksi yang tidak seimbang dan penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSF) di dalam sistem Ventricular. Ketika  produksi CSF lebih besar dari penyerapan, cairan cerebrospinal mengakumulasi di dalam sistem Ventricular.

II.    Etiologi
1)    Gangguan cairan cerebrospinal
2)    Hambatan cairan cerebrospinal menuju sistem ventricular.
III. Patofisiologi
Sirkulasi cairan ventrikel mengalir dari cabang sampai ke ruang ventrikel, melalui Foramen Monro menuju ventrikel ketiga, tempat ia bergabung dengan cairan yang keluar pada ventrikel ketiga tersebut. Dari sini cairan mengalir melalui saluran Sylvius menuju ventrikel keempat tempat banyak cairan dibentuk, kemudian menuju cabang samping foramen luschka dan garis tengah foramen Magendie ke dalam Cisterna Magna. Kemudian mengalir ke bagian otak dan diserap oleh beberapa mekanisme antara lain arachnoid villi, sinuses (lubang yang menghubungkan rongga hidung dengan batak otak, pembuluh darah kecil dan otak.
Mekanisme Ketidakseimbangan Cairan
Jarang terjadi sebuah tumor choroid plexus menyebabkan perkembangan pengeluaran cairan cerebrospinal dalam ventrikel, yang menjadi bertambah banyak dan memadat pada inti otak.
         Hidrocephalus yang non komunikans adalah gangguan penyerapan cairan cerebrospinal, sedangkan adanya hubungan cairan cerebrospinal menuju sistem ventricular digolongkan pada Hidrocephalus yang komunikans. Banyak masalah yang timbul berkaitan dengan Hidrocephalus yang non komunkans yaitu cacat. Meskipun cacat itu biasanya nampak pada masa kecil yang lebih awal, itu bisa menjadi bukti bahwa hal tersebut telah ada sebelum lahir bagi anak-anak yang lahir terlambat maupun orang dewasa yang lahir prematur. Sebab lain mencakupi neoplasma, infkesi dan trauma. Hambatan cairan normal dapat terjadi pada saluran cairan cerebrospinal yang mengakibatakan peningkatan tekanan dan pembesaran pada saluran terdekat di tempat hambatan.
Tempat yang paling banyak ada hambatan adalah :

TEMPAT DAN JENIS

SEBAB DAN KOMENTAR
*          Hidrocephalus non komunikans :
Tempat           :           Saluran Sylvius
Jenis                :           Stenosis/Atresia
Gliosis
Obstructive

Tempat  :               Kamar jantung keempat dan foramen magna

Tipe                        :               Cacat Chiori
Cacat Arnold Chiari
Kemacetan ruang jantung



Berjumlah 20% Hidrocephalus








Berjumlah 50% dari semua Hidrocephalus
*          Hidrocephalus komunikan :

Tempat            :           Arachnoid Villi dan cisterna magna

Jenis                :           Meningitis



Arachnoid yang tebal


Bakteri
 Contoh perkembangan abnormal atau kerusakan : cacat Arnold Chiari, saluran yang mengalami Stenosis, saluran Gliosis dan Atresin foramina lushcka, dan hal kepala membesar pada usia dua tahun, yang harus sudah diperiksa ketika masih bayi demi perkembangannya. Ada masalah menetap seperti infkesi intra uterine dan bakteri-bakteri sebelum dan saat kelahiran (prenatal hemorrhage, neonatal meningoencephalistis). Cacat Arnol Chieri adalah gangguan yang melibatkan isi prosterior fossa. Pada masa bayi kepala bertumbuh secara tak normal meskipun tanda pertama tanpa pembesaran atau tambahan. Bagian depan kepala biasanya keras. Pembuluh darah kepala akan membesar ketika bayi menangis. Semakin keras bayi itu menangis, tulang tengkorak menjadi tipis dan jahitan bedah menjadi jelas terpisah dan menghasilkan bunyi-bunyi aneh. Pembesaran pada garis depan membuat mata murung.

IV. Penatalaksanaan.
Pengobatan pada hidrocephalus langsung diberikan kepada :
1.  Mengurangi hidrocephalus itu sendiri
2.  Mengobati komplikasi
3.  Mengatasi masalah yang berhubungan dengan efek pada gangguan perkembangan psikomotor.
Pengobatan itu dilakukan dengan beberapa cara keucali operasi pembedahan. Terapi medis sangat mengecewakan, banyak bayi yang lahir dengan pendarahan terus-menerus yaitu sambungan syaraf mengalami kebocoran dan pengobatan sudah banyak dilakukan namun tidak membawa hasil yang memuaskan. Pada tindakan lumbal fungsi yang serial dan medication yang digunakan hasilnya sangat bervariasi.
Pengobatan dengan acetazolamide dan isosorbide atau furosimida dapat menekan produksi CSF pada setiap kasus.
Pengobatan dengan pembedahan (Operasi)
Penanganan bedah merupakan terapi pilihan pada sejumlah kasus hidrocephalus.
Cara ini dengan secara langsung untuk mengeluarkan sumbatan-sumbatan sebagai contoh receptio neoplasma, kiste, hematom, jarang terjadi pada produksi cairan yang berlebihan, exterpasi plexus (pleboctomy atau coagulasi electric) namun banyak anak membutuhkan prosedur shunt yang mengakibatkan pengaliran CSF dari ventrikel ke bagian extracranial peritonium. Sistem shunt terdiri dari cateter ventrikel, flush pompa, katup aliran unidirectional dan sebuah ujung cateter. Semuanya merupakan radiopaq untuk pengamatan setelah placemen. Semuanya dicoba ketepatannya sebelum incersi. Sebuah recervoir ditambahkan untuk mengalirkan secara langsung ke dalam sistim ventrikular untuk memberikan obat-obatan dan mengeluarkan cairan. Untuk semua model katup dibentuk untuk membuka dan menutup. Membuka sebelum terjadi tekanan pada intraventrikuler dan menutup ketika tekanan berada dibawah level yang normal, semuanya untuk mencegah aliran kembali. Tekanan tinggi pada katup untuk mencegah komplikasi dari decompretion pada ventrikel dan tekanan sedang pada katup digunakan pada anak-anak khususnya pada long standing hidrocephalus sedangkan tekanan rendah pada bayi kecil.

Komplikasi

          Komplikasi terbesar pada VP Shunt adalah infeksi dan malfungsi. Malfungsi lebih sering disebabkan oleh obstruksi mekanik di dalam ventrikel dari bahan-bahan khusus (jaringan atau exudate) atau ujung distal dari trombosis atau displacement sebagai akibat dari pertumbuhan. Anak dengan obstruksi shunt sering menunjukan kegawatan dengan manifestasi klinik peningkatan ICP, yang lebih sering disertai dengan status neorologis yang jelek.
Komplikasi yang sering terjadi adalah infkesi shunt yang dapat terjadi setiap saat tetapi resiko terbesar terjadi pada 1-2 bulan mengikuti placement. Infeksi umumnya akibat dari intercurent infection pada saat shunt placement. Infeksti itu meliputi septik, endocarditis bacterial, infeksi luka, nefritis shunt, meningitis dan ventrikulitis. Meningitis dan ventrikulitis adalah of greatest concern, selama ditemukan komplikasi infeksi CNS. Infeksi dapat diobati dengan pengobatan pasive antibiotika yang diberikan secara intravena. Sebagian infeksi membutuhkan removal of the shunt sampai infeksi dapat dikontrol. External ventricular drainase digunakan sampai CSF steril.
Sebuah komplikasi shunt yang serius adalah hematoma subdural yang disebabkan oleh reduksi yang cepat pada ICP dan ukurannya. Komplikasi yang dapat terjadi adalah peritonitis abses abdominal, perporasi organ-organ abdomen oleh catater atau trokar (pada saat insersi), fistula hernia dan ilius.

Prognosis

          Prognosis pada anak tergantung besarnya kecepatan perkembangan hidrocephalus, durasi peningkatan ICP dan frekwensi komplikasi, dan penyebab hidrocephalus. Sebagai contoh tumor-tumor ganas dapat menyebabkan mortalitas yang tinggi berhubungan dengan faktor-faktor komplikasi yang lain.
Hidrocephalus tak terobati mempunyai 50-60% mortalitis rate akibat disorder atau intercurent illneses. Secara spontan pada kasus hidrocephalus 40% dengan intelegensi mendekati normal.
Akibat tindakan pembedahan 80% insident tertinggi mortalitas terjadi dalam tahun pertama pengobatan.
Pada anak-anak dengan hidrocephalus juga beresiko terhadap masalah perkembangan dan emosional seperti cemas, neorosis atau gangguan sikap anti sosial. Pada umumnya hidrocephalus non infeksi menunjuk prognosis baik sedangkan hidrocephalus biasanya disertai dengan cerebral defect.

V.    Asuhan Keperawatan.
A.    Pengkajian.
  1. Identitas.
Menurut T.H. Rampengan dan I.R. Laurentz diperkirakan insiden demam tifoid pada tahun 1985 di Indonesia adalah sebagai berikut umur 0-4 tahun 25,32 %, umur 5-9 tahun 35,59 % dan umur 10-14 tahun 39,09%. Namun menegakkan diagnosis demam tifoid pada anak merupakan hal yang tidak mudah mengingat tanda dan gejala klinis yang tidak khas terutama pada penderita di bawah usia 5 tahun. Insiden penyakit ini tidak berbeda antara anak laki dan anak perempuan, tergantung pada status gizi dan status imunologis penderita.
  1. Riwayat Keperawatan.
a.       Keluhan utama.
Demam lebih dari 1 minggu, gangguan kesadaran : apati sampai somnolen, dan gangguan saluran cerna seperti perut kembung atau tegang dan nyeri pada perabaan, mulut bau, konstipasi atau diare, tinja berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.
b.      Riwayat penyakit sekarang.
Ingesti makanan yang tidak dimasak misalnya daging, telur, atau terkontaminasi dengan minuman.
c.       Riwayat penyakit dahulu.
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun.
d.      Riwayat kesehatan keluarga.
Tifoid kongenital didapatkan dari seorang ibu hamil yang menderita demam tifoid dan menularkan kepada  janin melalui darah. Umumnya bersifat fatal.
e.       Riwayat kesehatan lingkungan.
Demam tifoid saat ini terutama ditemukan di negara sedang berkembang dengan kepadatan penduduk tinggi serta kesehatan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Pengaruh cuaca terutama pada musim hujan sedangkan dari kepustakaan barat dilaporkan terutama pada musim panas.
f.       Imunisasi.
Pada tifoid kongenital dapat lahir hidup sampai beberapa hari dengan gejala tidak khas serta menyerupai sepsis neonatorium.
g.      Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
h.      Nutrisi.
Gizi buruk atau meteorismus
  1. Pemeriksaan fisik.
a.       Sistem kardiovaskuler.
Takikardi, hipotensi dan shock jika perdarahan, infeksi sekunder atau septikemia.
b.      Sistem pernapasan.
Batuk nonproduktif, sesak napas.
c.       Sistem pencernaan.
Umumnya konstipasi daripada diare, perut tegang, pembesaran limpa dan hati, nyeri perut pada perabaan, bising usus melemah atau hilang, muntah, lidah tifoid dengan ujung dan tepi kemerahan dan tremor, mulut bau, bibir kering dan pecah-pecah.
d.      Sistem genitourinarius.
Distensi kandung kemih, retensi urine.
e.       Sistem saraf.
Demam, nyeri kepala, kesadaran menurun : delirium hingga stupor, gangguan kepribadian, katatonia, aphasia, kejang.
f.       Sistem lokomotor/muskuloskeletal.
Nyeri sendi
g.      Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan.
h.      Sistem integumen.
Rose spot dimana hilang dengan tekanan, ditemukan pada dada dan perut, turgor kulit menurun, membran mukosa kering.
i.        Sistem pendengaran.
Tuli ringan atau otitis media.
j.        Sistem penciuman.
  1. Pemeriksaan diagnostik dan hasil.
         Diagnosa yang dilakukan pada masa kecil dari kepala busung sudah mendasar dan melingkar pada kepala, mengaliri satu atasu lebih banyak jalur pada peta selam satu peirode dari dua sampai empat minggu dan asosiasi neorologi berpendapat bahwa memang itu ada dan berkembang. Dengan kata lain diagnosa dipelajari untuk kebutuhan, lokalisasi bagi ikuran halangan, kebanyakan ukuran rontgen pada kepala telah membawa ketidakdewasaan dengan terdapatnya infeksi nyelomeningocele dan tulang bagian dalam.
         Pada suatu evaluasi tentang ketidakdewasaan yang dibawa sejak kecil dikutip bahwa kebanyakan terdapat pada kepala. Semua dikonultasikan agar bila membuktikan tentang ketidakwajaran pertumbuhan mulai dari cepat dan tidak normal. Keutamaan diagnosa sendiri untuk digunakan pada pendeteksian Hidrocephalus sejak anak sudah ada gambaran. Evaluasi diagnosa pada anak-anak yang mempunyai gejala Hidrocephalus setelah bayi sangat sama bagi mereka yang menghidap tumor.
Ukuran kepala bisa berasal dari karakter keluarga.




Masa Anak-anak

          Tanda-tanda dan gejala dari anak-anak yang mengalami perkembangan terlambat berasal dari Neoplasma Posterios Fossa dan saluran Stenosis dan manifestasi klinikal. Ini semua mengakibatkan sakit kepala dan beberapa hal terjadi pada diri anak antara lain lekas marah, lesu, bingung dan hilangnya kontak dengan sesama. Pada salah satu alat bantu untuk membantu orang cacat berjalan, manifestasi mejadi tampak banyak dan membuat bayi takut.
          Manifestasi cacat bagi bayi berumur tiga tahun ke atas lebih berhubungan dengan syaraf tulang belakang ketimbang berkaitan dengan penempaan yang biasanya terpancar lewat kemarahan.

Manajemen Terapi


Nursing Konsiderasi

          Perawatan anak dengan hidrocephalus meliputi manajemen preoperasi dan post operasi. Juga penting dalam mengkaji dengan teliti anak dengan myelomeninggocele terhadap tanda-tanda meningkatnya ICP, timbulnya hidrocephalus biasa dihubungkan dengan anomaly.

Pengkajian

          Preoperasi pada infant yang telah didiagnosa atau pada hidrocephalus sedang diobservasi secara teliti terhadap meningkatnya tanda-tanda ICP. Pada anak-anak kepala diikur setiap hari untuk menentukan besaran kepala/CFC. Untuk mencegah kemungkinan ketidaksesuaian yang besar dalam pengukuran untuk itu dipakai kertas ukuran yang sudah ada dan diberi tanda dengan pulpen. Garis pontanela dan sutura diukur secara hati-hati, dan tanda yang menonjol waktu dan pemisahan. Pada anak-anak dengan Hidrocephalus dan normal ICP anak menampakan secara menonjol keadaan yang nyata seperti ketegangan atau jeritan karena itu semua kelakuan yang menyertai harus dicatat.
Iritabel, letargi, dan gangguan aktivitas, seperti pada tanda-tanda vital, kebiasaan makan dapat diidentifikasi kemajuan yang pathologis. Untuk anak-anak yang telah mendapat perawatan di rumah sakit untuk pelayanan shunt baik rutin maupun emergency kebanyak nilai indikator pada kenaikan ICP lebih tinggi untuk tingkatan anak dengan kesadaran kurang, dengan cara itu anak berinteraksi dengan lingkungan perubahan diidentifikasi dengan observasi, dan dengan membandingkan dengan keadaan sekarang dengan keadaan sebelumnya, pola tidur, perkembangan kemampuan dan kebiasaan sehari-hari melalui riwayat rinci dan dasar pengkajian. Infromasi dasar memberikan petunjuk untuk pengkajian dan evaluasi setelah operasi pada shunt function

Diagnosa Perawatan

          Setelah pengkajian keperawatan diikuti dengan diagnosa keperawatan agar lebih jelas. Mungkin sebagian diagnosa adalah garis bersar dan dibahas dalam NCP

Perencanaan

          Tujuan akhir perawatan anak dengan hidrocephalus adalah :
1.       Pencegahan komplikasi pada hidrocephalus dan atau observasi pembedahan.
2.       Penyaluran pendidikan emoasi serta dukungan dari keluarga.

Implementasi

          Perawat perlu menyediakan makanan khusus bagi pasien. Sedikit makan secara terus-menerus lebih baik ketimbang sekali makan dalam jumlah yang banyak. Seorang perawat bertanggung jawab atas persiapan anak dalam mengikuti test diagnosa yaitu tomografy dan bersedia membantu dokter. Sebelum mengadakan operasi, ukuran kepala perlu diambil untuk mengetahui perkembangan kepala.

Perawatan Setelah Operasi

          Setelah operasi, pasien boleh ditidurkan secara rata, dan perlu diperhatikan agar tidak boleh ada tekanan terhadap daerah yang dioperasi. Upaya mengetahui tekanan darah harus dilakukan terus menerus.

Dukungan Keluarga

          Kebutuhan-kebutuhan khusus dari orang tua selama mas pengoatan dihubungkan dengan alasan pengobatan anak (melangsir, ulang infeksi, diangosa) dan penelitian serta aturan yaitu anak menjadi sasaran. Sering orang tua memiliki sangat sedikit tentang ilmu pembedahan dan ilmu anatomi. Karena itu mereka membutuhkan penjelasan, penguatan dan informasi banyak dari ahli psikis dan neuron, sebanyak informasi yang mereka butuhkan. Perawat perlu melakukan banyak untuk menghilangkan kegelisahan dengan penjelasan-penjelasan rasional dan jenis perawatan yang beragam.
          Sebagai persiapan untuk mengalai perubahan dan penjagaan anak, orang tua melatih diri bagaimana mengenal tanda yang menunjukkan kegagalan pemakaian atau tanda-tanda infeksi dan bagaimana menepa kuat, bila perlu. Anak-anak yang aktif bisa mendapat musibah seperti pengguguran yang dapat menghancurkan.
Pengaturan kepala busung pada seorang anak adalan tuntutan bagi keluarga dan profesionalisme kesehatan dan pertolongan kepala keluarga untuk anak-anak sebagai obyek perawatan penting. Penting untuk ditekankan bahwa Hidrocephalus adalah masalah hidup yang panjang dan bahwa anak membutuhkan evaluasi pada sebuah aturan dasar. Tujuan pekerjaan ini adalah membangun sebuah tujuan nyatan dan program pendidikan yang membantu anak dalam pencapaian kemampuan optimal. Keluarga dapat menyerahkan dukungan kepada wakil komunitas dan pimpinan.
          Penyediaan informasi mengenai keadaan keluarga, sangat membantu kelompok yang tertarik untuk membangun organisasi lokal. Proses yang tersedia sangat membantu dan sumber-sumber lain.
          Antisipasi bimbingan akan menyiapkan orang tua bagi masalah-masalah yang mungkin terjadi dan menolong mereka dari keterlaluan atau kelebihan melindungi anak. Dibutuhkan tempat aktivitas anak-anak (sebagian besar berhubungan dengan olahraga). Anak dibesarkan hati/diberanikan agar hidup seperti orang lain yang sama umur dan kemampuan. Orang membutuhkan dorongan yang baik bagi anak-anak dan persoalan-persoalan yang mungkin dialami, anak-anak yang umurnya sebaya dan dengan orang lain. Reaksi dari anak-anak lain ketika anak itu kelihatan sedang berpikir atau memutuhkan waktu untuk memperbaiki situasi merupakan stress anak maupun orang tua.

Evaluasi

          Penetapan bantuan perawatan yang efektif secara tekun dan terus-menerus, serta evaluasi perawatan berdasarkan observasi.

NURSING CARE PLANNING

1.       Potensial injuri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
Tujuan        :         Menghindari peningkatan tekanan intrakranial
Intervensi   :         1.       Setelah operasi, rawat shunt sesuai ketentuan
2.       Atur posisi untuk memudahkan aliran dari cairan cerebrospinalis.
3.       Observasi terhadap tanda-tanda awal meningkatnya ICP seperti irritability, letargic, perubahan tingkat kesadaran, sakit kepala, sutura-sutura terpisah, apatis, bingung.
Hasil yang diharapkan : anak tidak menunjukan tingkatan tekanan intrakranial yang nyata.

2.       Potensial infeksi berhubungan dengan tekanan pada sistim drainase mekanik.
Tujuan        :         Menghindari infeksi
Intervensi   :         Lakukan perawatan luka sesuai standar
Hasil yang diharapkan : anak tidak menunjukan tanda-tanda infeksi yang nyata.

3.         Gangguan proses keluarga berhubungan dengan anak dengan deffect cronic
Tujuan    :           Dukungan keluarga
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar