Rabu, 09 Desember 2009

BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Kanker testikular, yang menempati peringkat pertama dalam kematian akibat kanker diantara pria dalam kelompok umur 20 sampai 40 tahun, adalah kanker yang paling umum pada pria yang berusia 15 hingga 40 tahun dan merupakan malignansi yang paling umum kedua pada kelompok usia 35 hingga 40 tahun. Kanker yang demikian diklasifikasikan sebagai germinal atau nongerminal. Tumor germinal timbul dari sel-sel germinal testis (seminoma, teratokarsinoma, dan karsinoma embrional), tumor nongerminal timbul dari epitelium. Sebagian besar neoplasma adalah germinal, dengan sekitar 40% adalah seminoma. Seminoma cenderung untuk tetap setempat, mementara tumor nonseminoma tumbuh cepat. Penyebab tumor testikular tidak diketahui, tetapi kriptokhidisme, infeksi dan faktor-faktor genetik dan endokrin tampak berperan dalam terjadinya tumor tersebut.
Resiko kanker testikular adalah 35 kali lebih tnggi pada pria dengan segala tipe testis yang tidak turun ke dalam skrotum dibanding dengan populasi umum. Tumor testis biasanya malignan dan cenderung untuk bermetastase lebih dini, menyebar dari testis ke dalam nodus limfa dalam retroperitonium dan ke paru-paru.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk mengidentifikasi dan memberikan asuhan keperawatan pada pasien kanker testis.
2. Tujuan Khusus
Seelah menyelesaikan perkuliahan ini, maasiswa diharapkan mampu:
a) Menjelaskan pengertian kanker testis
b) Mereview anatomi dan fisiologi reproduksi laki-laki terutama testis
c) Menjelaskan etiologi kanker testis
d) Menjelaskan manifestasi klinik kanker testis
e) Menjelaskan penatalaksanaan pada kanker testis
f) Mengidenifikasi pengkajian pada kanker testis

BAB II
TINJAUAN TEORI


A. KONSEP PENYAKIT
1. Anatomi dan Fisiologi Testis

Genetalia pada laki-laki tidak terpisah dengan saluran uretra, berjalan sejajar pada kelamin luar laki-laki. Alat kelamin laki-laki terbagi atas 3 bagian:
a. Kelenjar, yang termasuk kelenjar adalah:
1) Testis
2) Vesika seminalis
3) Kelenjar prostat
4) Kelenjar bulbouretralis
b. Kelenjar duktuli, yang termasuk kelenjar duktuli:
1) Epididimis
2) Duktus Seminalis
3) Uretra
c. Bangun penyambung
1) Skrotum
2) Fenikulus spermatikus
3) Penis

Pada pria, beberapa organ berfungsi sebagai bagian dari traktus urinarius maupun sistem reproduktif. Kelainan pada organ-organ reproduktif pria dapat mengganggu fungsi salah satu atau kedua sistem. Akibatnya, penyakit sistem reproduktif pria biasanya ditangani oleh ahli urologi.
Testis dibentuk pada masa embrio di dalam rongga abdomen dekat dengan ginjal. Selama bulan terakhir masa kehidupan janin, testis turun ke arah posterior ke peritoneum, untuk menetap pada dinding abdomen dalam lipat paha. Kemudian kedua testis turun sepanjang kanalis inguinalis ke dalam skrotum. Dalam proses penurunan ini kedua testis disertai oleh pembuluh darah, limfatik, saraf, dan duktus yang menyangga jaringan dan membentuk korda spermatikus. Korda ini memanjang dari cincin inguinal internal melalui dinding abdomen dan kanalis inguinalis hingga ke skrotum. Ketika testis turun ke dalam skrotum, sebuah tubular yang memanjang dari peritoneum menyertainya. Normalnya jaringan ini mengalami obliterasi, satu-satunya bagian yang tersisa yang menyelimuti testis adalah tunika vaginalis (ketika proses peritoneal ini tidak mengalami obliterasi tetapi tetap terbuka ke dalam rongga abdomen, kantung potensial tersisa, sehingga ke dalamnya dapat masuk kandungan abdomen untuk membentuk suatu hernia inguinal tak langsung).

Struktur
Struktur dari sistem reproduktif pria terdiri dari penis, testis (jamak: testes) dalam kantong skrotum, sistem duktus yang terdiri dari epididimis (jamak: epididimidis), vas deferens (jamak: vasa deferens), duktus ejakulatorius dan uretra, dan glandula asesoria yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretralis.
Testis bagian dalam terbagi atas lobulus yang terdiri dari tubulus seminiferus, sel-sel Sertoli, dan sel-sel Leydig. Produksi sperma, atau spermatogenesis terjadi pada tubulus seminiferus. Sel-sel Leydig mensekresi testosteron. Pada bagian posterior tiap-tiap testis, terdapat duktus melingkar yang disebut epididimis. Bagian kepalanya berhubungan dengan duktus seminiferus (duktus untuk aliran keluar) dari testis, dan bagian ekornya terus melanjut ke vas deferens.
Vas deferens adalah duktus ekskretorius testis yang membentang hingga ke duktus vesikula seminalis, kemudian bergabung membentuk duktus ejakulatorius. Duktus ejakulatorius selanjutnya bergabung dengan uretra, yang merupakan saluran keluar bersama, baik untuk sperma maupun kemih. Kelenjar asesoria juga mempunyai hubungan dengan sistem duktus. Prostat mengelilingi leher kandung kemih dan uretra bagian atas. Saluran-saluran kelenjar bermuara pada uretra. Kelenjar bulbouretralis (kelenjar Cowper) terletak dekat meatus uretra.

Fungsi Testikular
Pada embrio, antigen H-Y yang dihasilkan oleh kromosom Y menyebabkan proses diferensiasi sel-sel Sertoli. Sel-sel ini akan mengatur distribusi sel-sel benih pada masa perkembangan embrio-janin dan menyekresi millerian-inhibiting substance (MIS). MIS menyebabkan regresi dari sistem duktus műlleri (yang pada wanita akan berkembang menjadi struktur reproduksi). Proses pematangan sel-sel Leydig janin dikendalikan oleh kromosom Y, dan dirangsang oleh ICSH. Sel-sel Leydig ini akan menghasilkan testosteron, yaitu dihidrotestosteron (DHT), yang menyebabkan proses diferensiasi dari prostat dan genetalia eksterna. Testosteron dihasilkan pada anak usia 11-14 tahun.
Selama enam bulan pertama kehidupan, sel-sel Leydig terus menghasilkan testosteron dalam kadar yang rendah, tetapi kemudian pembentukan testosteron meningkat dengan cepat pada permulaan pubertas. Berkurangnya kecepatan produksi setelah umur 40 tahun. Pada umur 80 tahun menghasilkan testosteron lebih kurang 1/5 dari nilai puncak.
Pada masa pubertas, FSH akan merangsang pertumbuhan tubulus dan testikular, dan testis akan memulai fungsi pria dewasanya. ICSH akan merangsang sel-sel Leydig untuk menghasilkan testosteron, DHT, dan estradiol, FSH akan merangsang sel-sel Sertoli untuk mempengaruhi pembentukan sperma. FSH dalam kadar yang rendah juga akan memperkuat efek perangsangan ICSH. Testosteron harus dihasilkan dalam kadar yang cukup supaya proses spermatogenesis dapat berlangsung dengan sempurna. Dengan demikian, baik FSH maupun CSH harus dilepaskan oleh hipofisis anterior agar spermatogenesis dapat berlangsung. Selanjutnya, testosteron, DHT, estradiol, dan zat yang disekresi oleh tubular-inhibin akan menghambat sekresi ICSH dan FSH oleh hipofisis anterior, sehingga dengan demikian akan terjadi sistem umpan balik yang mengatur kadar testosteron dalam sirkulasi darah.
Kesimpulan:
Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin.
Fungsi testis:
Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus Seminiferus.
Memproduksi hormon seks pria seperti testosteron, yang dilakukan oleh sel interstitial.
Kerja testis di bawah pengawasan hormon gonadotropik dari kelenjar pituitari bagian anterior:
Luteinizing hormone (LH)
Follicle-stimulating hormone (FSH)

2. Definisi
Kanker Testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum. (Medicastore. 2007).
Kanker testikular adalah keganasan padat yang paling sering pada laki-laki muda. (Price, Sylvia & Wilson Lorraine. 2006).
Kanker testis adalah kanker yang paling umum pada pria yang berusia 35 tahun hingga 39 tahun. (Suddarth & Brunner.2002).

3. Etiologi
Penyebabnya yang pasti belum diketahui, tetapi insiden yang terbanyak pada pria umur 20 sampai 40 tahun. Ada beberapa faktor yang menunjang terjadinya kanker testis:
Testis undesensus (testis yang tidak turun ke dalam skrotum) walaupun telah dikoreksi dengan operasi.
Bagi pria yang ibunya menggunakan obat dietistibistreol (DES) sewaktu mengalami kehamilan.
Perkembangan testis yang abnormal
Sindroma Klinefelter (suatu kelainan kromosom seksual yang ditandai dengan rendahnya kadar hormon pria, kemandulan, ginekomastia dan testis yang kecil).
Faktor lainnya yang kemungkinan menjadi penyebab dari kanker testis tetapi masih dalam taraf penelitian adalah pemaparan bahan kimia tertentu dan infeksi oleh HIV, infeksi genetik dan endokrin. Jika di dalam keluarga ada riwayat kanker testis, maka resikonya akan meningkat.

Kanker testis jarang dijumpai pada pia berkulit berwarna dan angka kematian tidak lebih dari 1%. Kanker ini akan menyebar ke limfonodus dan kemungkinan ke paru-paru, hati, visera, dan tulang
1% dari semua kanker pada pria merupakan kanker testis. Kanker testis merupakan kanker yang paling sering ditemukan pada pria berusia 15 sampai 40 tahun.
Kanker testis diklasifikasikan menjadi:
a. Tumor Sel Germinal (GTC)
Tumor Sel Germinal (GTC) yang berasal dari sel-sel yang memproduksi sperma dan dibatasi oleh tubulus seminiferus, dengan jumlah 95%. GTC secara luas dibagi dalam subtipe seminoma dan nonseminoma.
1) Seminoma
Seminoma terjadi dalam testis dan jarang dalam mediastinum selama atau sesudah remaja. Secara histologis, tumor itu terdiri dari sel terang yang beragregasi dalam lobulus dan dipisahkan oleh stroma fibrosa. Tidak ada pertanda biologik yang terkait jika penderita itu mempunyai kadar β-HCG atau AFP yang meningkat, analisis histologis harus ditinjau ulang apakah ada elemen ganas lainnya. Seminoma adalah tipe GTC yang paling sering 30%-40% dari semua jenis tumor testis. Biasanya ditemukan pada pria berusia 30 sampai 40 tahun dan terbatas pada testis. Cenderung untuk tumbuh lebih lambat, dan timbul pada dekade keempat kehidupan. (Nelson, E. Waldo. 2000).


2) Non-seminoma
Non-seminoma, pasangan ovarium dari seminoma, secara morfologis dan histologis identik dengan sel benih primordial. Tidak seperi seminoma, tumor ini sering terjadi sebelum pubertas. Sekitar 75% non-seminoma telah menyebar ke kelenjar limfe ketika terdiagnosa.. Dibagi lagi menjadi beberapa subkategori:
Karsinoma embrional
Karsinoma embrional terdiri dari sel yang kurang berdiferensiasi dengan gambaran epithelial. Sekitar 20% dari kanker testis, terjadi pada usia 20 sampai 30 tahun dan sangat ganas. Pertumbuhannya sangat cepat dan menyebar ke paru-paru dan hati. (Nelson, E. Waldo. 2000).
Tumor yolk sac
Karsinoma yolk sac juga disebut tumor sinus endodermal karena menyerupai sinus endodermal plasenta tikus. Secara histologis, adanya benda Schiller-Duval adalah diagnostik kenaikan kadar α-fetoprotein (AFP) serum merupakan tanda biologik. Sekitar 60% dari semua jenis kanker testis pada anak laki-laki. (Nelson, E. Waldo. 2000).
Teratoma
Teratoma biasanya tumor sel benih jinak yang terdiri paling sedikit atas dua, dan kadang-kadang tiga lapis benih. Derajat keganasan dinilai secara histologis dengan menggunakan sistem pentahapan yang berkorelasi dengan potensi keganasan dan kemampuan untuk metastasis. Sekitar 7% dari kanker testis pada pria dewasa dan 40% pada anak laki-laki. (Nelson, E. Waldo. 2000).
Koriokarsinoma.
Tumor yang sangat ganas yang dapat terjadi dalam gonad (kelenjar yang mengasilkan gamet ovarium atau testis) maupun ekstragonad. Kariokarsinoma ovarium dapat timbul sebelum pubertas, sedangkan kariokarsinoma testis dan mediastinum hanya ditemukan pada penderita yang mencapai masa pubertas. Secara mikroskopik, tumor itu terdiri atas sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas, sering dengan nekrosis dan perdarahan. Kadar gonadotropin korionik manusia (β-HCG) serum yang tinggi yang dihasilkan oleh tumor ini memberi informasi penting pada waktu diagnosis dan selama terapi. (Nelson, E. Waldo. 2000).
Tumor sel stroma
Tumor yang terdiri dari sel-sel Leydig, sel Sertoli dan sel granulosa. Tumor ini merupakan 3%-4% dari seluruh jenis tumor testis. Tumor bisa menghasilkan hormon estradiol, yang bisa menyebabkan salah satu gejala kanker testis, yaitu ginekomastia (perkembangan kelenjar susu laki-laki yang berlebihan , bahkan sampai tingkat fungsional). (Medicastore. 2007).
b. Sex Cord Tumors
Sex Cord Tumors yang berasal dari sel-sel penunjang testis spesialis maupun yang nonspesialis dengan jumlah kurang dari 5%. (Price, Sylvia & Wilson Lorraine. 2006).

4. Manifestasi Klinik
Gejala timbul dengan sangat bertahap dengan masa atau benjolan pada testis dan secara umum pembesaran testis yang tidak nyeri . Tanda pertama:
Pembesaran tanpa rasa sakit
Adanya masa testis dengan berbagai ukuran dan kadang menghasilkan testis yang berat.
Benjolan atau pembengkakan pada salah satu atau kedua testis
Apabila tumor mengenai daerah yang memproduksi hormon, maka akan terjadi gynecomastia (pembesaran abnormal buah dada) dan puting susu dapat menjadi sakit
Rasa sesak pada skrotum, area inguinal, atau abdomen dalam
Nyeri tumpul di punggung atau perut bagian bawah
Pada stadium lanjut tanda dan gejalanya adalah:
Obstruksi ureter (saluran yang membawa urin dari ginjal ke kandung kemih)
Adanya masa abnormal dalam perut
Batuk-batuk sampai berdarah
Sesak nafas
Letih, pucat dan malas.
Sakit pinggang (akibat perluasan nodus retroperineal)
Penurunan berat badan
Kelemahan umum dapat diakibatkan oleh metastase
Rasa tidak nyaman/rasa nyeri di testis atau skrotum terasa berat.

5. Patofisiologi
Kebanyakan kanker testis terjadi pada usia di bawah 40 tahun.
Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang menunjang terjadinya kanker testis: Testis undesensus (testis yang tidak turun ke dalam skrotum), perkembangan testis yang abnormal, sindroma Klinefelter, faktor lainnya. Kegagalan penurunan testis ke dalam skrotum (kriptokidisme atau undesensus testis) akan meningkatkan resiko berkembangnya kanker testikular yang lebih besar. Testis yang tidak turun dan menetap dalam abdomen memiliki resiko kanker testikular yang lebih tinggi daripada tertahan dalam kanalis inguinalis. Sindrom Klinefelter adalah suatu keadaan yang berkaitan dengan peningkatan resiko berkembangnya GTC.
Kanker testis diklasifikasikan menjadi:
a. Tumor Sel Germinal (GTC)
1) Seminoma
Seminoma cenderung untuk tumbuh lebih lambat, dan timbul pada dekade keempat kehidupan.
2) Non-seminoma
Sekitar 75% non-seminoma telah menyebar ke kelenjar limfe. Dibagi lagi menjadi beberapa subkategori:
Karsinoma embrional
Sekitar 20% dari kanker testis, terjadi pada usia 20-30 tahun dan sangat ganas. Pertumbuhannya sangat cepat dan menyebar ke paru-paru dan hati.
Tumor yolk sac
Karsinoma yolk sac juga disebut tumor sinus endodermal karena menyerupai sinus endodermal plasenta tikus. Secara histologis, adanya benda Schiller-Duval adalah diagnostik kenaikan kadar α-fetoprotein (AFP) serum merupakan tanda biologik. Sekitar 60% dari semua jenis kanker testis pada anak laki-laki
Teratoma
Teratoma biasanya tumor sel benih jinak yang terdiri paling sedikit atas dua, dan kadang-kadang tiga lapis benih Sekitar 7% dari kanker testis pada pria dewasa dan 40% pada anak laki-laki.
Koriokarsinoma.
Tumor yang sangat ganas yang dapat terjadi dalam gonad (kelenjar yang mengasilkan gamet ovarium atau testis) maupun ekstragonad.
Tumor sel stroma
Tumor yang terdiri dari sel-sel Leydig, sel Sertoli dan sel granulosa. Tumor ini merupakan 3%-4% dari seluruh jenis tumor testis. Tumor bisa menghasilkan hormon estradiol, yang bisa menyebabkan salah satu gejala kanker testis, yaitu ginekomastia. (Medicastore. 2007).
b. Sex Cord Tumors
Sex Cord Tumors yang berasal dari sel-sel penunjang testis spesialis maupun yang nonspesialis dengan jumlah kurang dari 5%.

Kanker testis jarang dijumpai pada pria berkulit berwarna dan angka kematian tidak lebih dari 1%. Kanker ini akan menyebar ke limfanodus dan kemungkinan ke paru-paru, hati, visera dan tulang. Penilaian stadium GCT termasuk pengukuran kadar serum penanda tumor, AFP dan hCG serta laktase dehidrogenase (LDH), baik sebelum maupun sesudah orkiektomi. Terdapat tiga stadium GCT berdasarkan pada kriteria AJCC, yang dapat membantu untuk menentukan prognosis dan petunjuk pengobatan, yaitu:
1) Stadium I
Kanker belum menyebar ke luar testis, hanya terbatas pada testis, epididmis atau funikulus spermatikus.
2) Stadium II
Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di perut (retroperitoneal). Jumlah kelenjar yang terlibat dan ukuran kelenjar selanjutnya akan mencirikan keterlibatan kelenjar limfe retroperotoneal. Resiko berulang akan meningkat bila kelenjar yang terkena lebih dari 5 dan bila ukuran satu atau lebih kelenjar yang terkena lebih besar daripada 2 cm, resiko berulang akan lebih besar lagi bila ukuran kelenjar yang terkena lebih dari 5 cm.
3) Stadium III
Kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening, bisa sampai ke hati atau paru-paru.
(Price, Sylvia & Wilson Lorraine. 2006)

6. Penatalaksanaan
Kanker testiskular adalah salah satu tumor padat yang dapat disembuhkan. Tujuan penatalaksanaan adalah untuk menyingkirkan penyakit dan mencapai penyembuhan. Pemilihan pengobatan bergantung pada tipe sel dan keluasan anatomi penyakit.
a. Pengobatan yang bisa digunakan:
1) Pembedahan : pengangkatan testis (orkiektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening (limfadenektomi)
Testis diangkat dengan orkhiektomi melalui suatu insisi inguinal dengan ligasi tinggi korda spermatikus. Prostesis yang terisi dengan jel dapat ditanamkan untuk mengisi testis yang hilang. Setelah orkhiektomi unilateral untuk kanker testis, sebagian besar pasien tidak mengalami kerusakan fungsi endokrin. Namun demikian, pasien lainnya mengalami penurunan kadar hormonal yang menandakan bahwa testis yang sehat tidak berfungsi pada tingkat yang normal. Terapi hormon pengganti diperlukan bila kedua testis diangkat.
2) Terapi penyinaran
Terapi radiasi pada retroperitoneal dan homolateral limfonodus iliaca mengikuti pengangkatan seminoma. Semua limfonodus yang positif mendapat radiasi setelah pengangkatan non-seminoma. Pria dengan penyebaran retroperitoneal tumor mendapat terapi radiasi sampai ke nodus mediastinal dan supraklavikuler.
Terapi ini digunakan sebagai pengobatan utama pada seminoma, terutama pada stadium awal. Terapi radiasi langsung meradiasi sel kanker dengan kekuatan tinggi, merusak kemampuan sel kanker untuk tumbuh dan berkembang biak. Terapi ini meggunakan sinar-X atau sinar gamma yang memancarkan sinar elektron pada daerah sasaran. Perkembangan terakhir pada terapi radiasi adalah lapangan radiasi luas, dosis radiasi besar, seperti terapi pada sebagian tubuh. Lapangan radiasi luas dan dosis radiasi besar memberikan terapi yang efektif dan diterima dengan baik oleh penderita yang kankernya sudah menyebar. Terapi elektron pada seluruh kulit, perkembangan yang lain, meradiasi seluruh permukaan kulit dan berhasil mengatasi penyakit kulit yang luas. Hyperfractionation, pendekatan ekperimental untuk mencapai pengontrolan tumor yang lebih baik, memberikan terapi radiasi lebih dari sekali dalam sehari.
Terapi radiasi bisa diberikan secara eksternal maupun internal. Radiasi eksternal lebih luas penggunaannya.
Terapi radiasi ini tidak boleh dilakukan untuk menterapi wanita hamil dan harus dengan hati-hati pada penderita dengan gangguan pada darah yang jumlah darahnya bisa turun lebih banyak dengan radiasi.
Sebelum operasi, radiasi dapat mengecilkan tumor sehingga memungkinkan tumor diambil total. Setelah operasi, radiasi dapat merusak sel-sel kanker yang tidak terdeteksi selama pembedahan. Ini juga untuk menghilangkan nyeri dan meningkatkan kualitas hidup penderita kanker terminal.
Selama terapi radiasi, anda dibaringkan pada meja atau lantai (pada kasus dengan dosis radiasi yang besar) sedang mesin besar, biasanya di atas kepala, lansung meradiasi tempat sasaran selama waktu yang ditentukan, biasanya selama 1 sampai 2 menit.
Komplikasi terapi radiasi:
Terapi radiasi merusak sel normal bersama-sama sel kanker. Sel normal mempunyai kemampuan lebih besar untuk memulihkan diri dari radiasi daripada sel kanker, akan tetapi beberapa komplikasi dapat terjadi. Beberapa komplikasinya adalah gangguan pada pencernaan, nyei kepala, berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya kadar hormon, sel darah putih serta jumlah platelet.
Pemulihan setelah terapi radiasi:
Setelah menerima terapi, ikuti petunjuk penting ini, yaitu:
a) Rawatlah kulit anda
Gunakan sabun yang lembut
Hindari iritasi terhadap daerah radiasi dengan parfum, bedak, atau kosmetik lainnya.
b) Petunjuk-petunjuk lain
Laporkan pada dokter jika tmbul efek samping.
Jaga jadwal kontrol anda ke dokter.
3) Kemoterapi
Digunakan obat-obatan (misalnya cisplastin, bleomycin dan etoposid) untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi telah meningkatkan angka harapan hidup penderita tumor non-seminoma. Kemoterapi diperlukan meski tumor dalam stadium 0. Kemoterapi dan radiasi diikuti oleh transplantasi sumsum tulang yang akan membantu penderita tumor yang tidak responsive. (Warfeld, Carol.1996)
Terapi ini juga dilakukan untuk:
Menghilangkan kanker keseluruhan
Mengendalikan kanker yang diperkirakan akan timbul kembali dan berkembang di kemudian hari.
Menghilangkan gejala-gejala yang disebabkan oleh kanker, seperti: nyeri.

Kemoterapi dapat dilakukan di rumah sakit, kantor, klinik, atau sesekali di rumah penderita. Terapi diatur untuk memungkinkan pemulihan jaringan yang sehat dan memperkecil efek sampingnya. Obat ini dapat diberikan secara oral atau injeksi atau melalui cairan spinal. Beberapa dapat dioleskan pada kulit.
Mengatasi efek samping kemoterapi pada umumnya
Kemoterapi sering menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah efek samping samping dari kemoterapi, yaitu:
a) Kerontokan rambut
Obat-obat kemoterapi dapat berpengaruh pada seluruh rambut di badan dan kepala. Efeknya dari mulai penipisan rambut sampai kerontokan semua rambut. Rambut dapat tumbuh kembali dengan warna dan tekstur lain.
Ketahuilah bahwa kerontokan rambut itu sementara saja.
Beberapa penderita lebih suka memotong rambutnya untuk menutupi menipisnya rambut.
Untuk membantu mengurangi kerontokan rambut, cucilah rambut anda dengan shampo lembut dan hindari menyikatnya dan menyisirnya berulang-ulang gunakan penggulung atau pengeriting permanen.
Pakailah topi, scarf atau rambut palsu.
b) Kehilangan nafsu makan
Nutrisi yang baik penting walaupun selera makan anda jelek.
Makan sedikit-sedikit dan sering serta minum suplemen tinggi kalori.

c) Depresi sumsum tulang (leukopenia, thrombocytopenia, anemia)
Segera laporkan pada dokter bila terjadi panas, menggigil, nyeri tenggorokan, malas, kelelahan yang tdak wajar, atau kulit pucat yang tidak biasa.
Hindari mendekati orang yang terinfeksi selama beberapa bulan.
Anda dan keluarga anda tidak boleh melakukan imunisasi selama atau tidak lama sesudah kemoterapi karena akan timbul reaksi berlebihan.
Lakukan tindakan pencegahan untuk mencegah perdarahan. Lakukan perawatan ekstra dengan pencukur listrik, benang gigi, sikat gigi, dan benda-benda yang tajam atau melukai dihindari. Hindari pemeriksaan digital, supositoria rektal, dan enema. Meningkatkan masukan cairan anda untuk mencegah konstipasi.
Minum vitamin dan suplemen besi.
Hindari aktivitas yang dapat menimbulkan trauma dan perdarahan. Laporkan terjadinya perdarahan atau kebiruan pada dokter.
Makanlah makanan tinggi besi, seperti: hati dan bayam.
Ingatlah bahwa penting untuk melakukan pemeriksaan darah lanjutan walaupun terapi sudah selesai.
d) Diare dan kram pada perut
Belajarlah bagaimana menggunakan obat-obat antidiare, dan laporkan terjadinya diare pada dokter.
Jagalah agar masukan cairan anda cukup, makan-makanan lunak dan rendah serat.
Jagalah kebersihan perineal dengan baik untuk mencegah kerusakan jaringan dan infeksi.
e) Mual dan muntah
Minumlah obat untuk mengatasi mual dan muntah dan beritahukan pada dokter jika obat tidak efektif. Ikuti pola makan yang diberikan oleh dokter pada anda.
f) Nyeri pada mulut
Rawatlah mulut anda dengan baik, menggunakan benang gigi, dan menyikat gigi adalah hal pokok.
Cegahlah trauma pada rongga mulut dengan menghindari merokok, alkohol, makanan pedas, dan makanan atau minuman yang terlalu panas atau dingin.
Periksalah mulut anda (atau keluarga anda yang melakukannya) dan laporkan bila ada kelainan.
Jika anda mempunyai gigi palsu, tanggalkan selama mungkin dan bersihkan beberapa kali dalam sehari.
4) Iradiasi nodus limfe pasca operatif dari diagfragma sampai regio iliaka
Digunakan untuk mengatasi seminoma dan hanya diberikan pada tempat tumor saja. Testis lainnya dilindungi dari radiasi untuk menyelamatkan fertilitas. Radiasi juga digunakan untuk pasien yang tidak menunjukkan respons terhadap kemoterapi atau bagi mereka yang tidak direkomendasikan untuk dilakukan pembedahan nodus limfe.
5) Pencangkokan sumsum tulang
Dilakukan jika kemoterapi telah menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang penderita.
6) Diseksi nodus limfe retroperineal (RPLND)
Untuk mencegah penyebaran kanker melalui jalur limfatik mungkin dilakukan setelah orkhiektomi. Meskipun libido dan orgasme normal tidak mengalami gangguan setelah RPLND, pasien mungkin dapat mengalami disfungsi ejakulasi dengan akibat infertilitas. (Medicastore. 2007).

Penentuan Stadium dan Pengobatan Kanker Testis Sel Germinal
Stadium Perluasan penyakit Pengobatan dan prognosis/laju remisi (%)
Seminoma Non-Seminoma
I Terbatas pada testis • Iradiasi (98%)
• Orkiektomi • RPLND atau observasi (>95%)
• Orkiektomi
II Mengenai testis dan kelenjar limfe retroperitoneal • Iradiasi (90%)
• Orkiektomi
• Kemoterapi dengan sisplastin • RPLND (>95%)
• Orkiektomi
• Kemoterapi
IIa Kelenjar getah bening < 2 cm • Iradiasi • RPLND atau kemoterapi seringkali oleh RPLND
IIb Kelenjar getah bening 2-5 cm • Iradiasi • RPLND ± kemoterapi dilanjutkan dengan RPLND
IIc Kelenjar > 5 cm • Kemoterapi • Kemoterapi
III Metastase jauh (ke luar kelenjar getah bening) • Kemoterapi (>80%) multi obat
• Orkiektomi • Kemoterapi (70%)
• Orkiektomi

(Price, Sylvia & Wilson Lorraine. 2006)

Jika kankernya merupakan kekambuhan dari kanker testis sebelumnya, diberikan kemoterapi beberapa obat (ifosfamide, cisplastin dan etoposid atau vinblastin). (Medicastore. 2007).

b. Perawatan Organ reproduksi dan Pemeriksaan diri
Pada umumnya, perawatan kesehatan organ reproduksi cowok hampir sama dengan perawatan organ reproduksi cewek, diawali dengan menjaga kebersihan secara umum. Begitu pula dengan organ seksual kita.
Pakaian dalam
Sebaiknya kita memilih dan mengenakan pakaian dalam yang terbuat dari katun, karena bahan ini menyerap keringat sehingga tidak membuat daerah kelamin kita kepanasan dan lembab.
Hindari memakai celana dalam (maupun luar, misalnya, celana jins) yang terlalu ketat, karena selain membuat peredaran darah tidak lancar juga akan membuat penis dan testis kita kepanasan Panas berlebihan, yang disebabkan oleh suhu udara, keringat, dan pakaian yang terlalu ketat, akan menurunkan kualitas sperma sehingga menurunkan kemampuannya untuk membuahi sel telur.
Pemeriksaan sendiri
Ada dua cara untuk mendeteksi tumor testis secara efektif, yakni: dengan pemeriksaan sendiri secara teratur dan palpasi testis sewaktu pemeriksaan fisik. Pemeriksaan testis dapat dilakukan sendiri untuk memastikan tidak ada benjolan atau gumpalan yang bisa jadi merupakan tanda-tanda awal kanker testis. Kanker testis merupakan kanker yang sering terjadi pada cowok berusia 25-30 tahun, dan dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena itu, amat penting untuk mendeteksinya sejak dini sehingga dapat diobati sebelum lebih parah.
Pemeriksaan testis dilakukan dengan cara:






• Sebelum pemeriksaan, mandilah dengan air hangat atau dengan pancuran, untuk membuat kulit skrotum relaks dan lunak.
• Dengan hati-hati periksa tiap testis dengan dua tangan. Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah Anda di sebelah bawah testis, sedangkan jempol Anda di sebelah atasnya.
• Periksa sekeliling testis dengan jari Anda. Testis itu harus terasa halus dan kencang. Salah satu testis mungkin lebih besar yang lain; ini normal. Rasakan kalau ada benjolan yang tidak normal; biasanya sebesar kacang kedelai.
• Kenali adanya epididimis, yaitu semacam struktur berbentuk seperti tali tambang yang ada di atas dan di belakang masing-masing testis. Hal ini sangat normal.
• Waspadai adanya benjolan kecil di bawah kulit, di bagian depan atau sepanjang testis. Benjolan ini mungkin sebesar butiran beras atau kacang.
• Bila ada pembengkakan atau benjolan, segera periksakan diri ke dokter.
• Lakukan/ulangi pemeriksaan pada tanggal yang sama setiap bulan Bila pada testis kita ada benjolan atau pembengkakan, kamu jangan panik! Benjolan tidak serta merta berarti terkena kanker, tetapi untuk memastikan apa yang sedang terjadi pada diri kita, tentunya kita harus segera periksa ke dokter. Apabila dideteksi dan diobati sejak dini, kanker testis biasanya dapat disembuhkan dengan sempurna.

Pembesaran testis dengan perubahan kekenyalan menjadi keras, dengan atau tidak disertai rasa nyeri, atau adanya rasa "berat" pada buah zakar harus dicurigai adanya suatu keganasan atau kanker testis. Kanker testis ini bila ditangani pada stadium awal akan memberi hasil sangat baik. Adanya benjolan di luar/terpisah dari testis yaitu spermatokel atau kista epididimis; gumpalan lunak di atas testis (varikokel); testis tidak teraba karena ada cairan yang mengelilinginya sehingga teraba seperti balon air kemungkinannya hidrokel atau hematokel.
1) Hidrokel
Hidrokel adalah pengumpulan cairan, umumnya pada tunika vaginalis testis, meskipun dapat juga terkumpul di dalam korda spermatikus. Biasanya, tunika vaginalis menjadi sangat membesar akibat cairan. Hidrokel dapat akut atau kronis. Pada deteksi, kondisi ini berbeda dari hernia karena pada hidrokel cahaya diteruskan ketika ditransiluminasi, sementara hernia tidak.
Hidrokel akut dapat terjadi dalam hubungannya dengan penyakit infeksi akut epididimis atau sebagai akibat cidera lokal atau penyakit infeksi sistemik, seperti gondongan. Penyebab hidrokel kronis tidak diketahui.
Biasanya, tidak dibutuhkan terapi. Pengobatan diperlukan hanya jika hidrokel menjadi lebih luas dan mengganggu sirkulasi testikular atau jika merasa skrotum menjadi besar, tidak nyaman atau memalukan.
Dalam pengobatan bedah hidrokel, insisi dibuat melalui dinding skrotum ke arah bawah tunika vaginalis yang mengalami distensi. Sakus direseksi atau setelah dibuka, dijahitkan bersama ke dinding yang kolaps. Pada periode pasca operatif, pasien mengenakan penyangga atletik untuk kenyamanan. Komplikasi utama adalah hematoma pada jaringan skrotum yang kendor.
2) Varikokel
Varikokel adalah dilatasi abnormal vena dari pleksus venosus pampiniformus dalam skrotum (jaring-jaring vena dari testis dan epididimis yang membentuk bagian korda spermatikus). Varikokel biasanya terjadi pada vena bagian atas kiri pria dewasa. Pada beberapa pria, varikokel menunjukkan kaitan dengan infertilitas. Sedikit, jikapun ada, gejala subyektif dapat ditimbulkan oleh vena spermatikus yang membesar, dan tidak ada pengobatan yang diperlukan kecuali dikhawatirkan terjadi infertilitas.
Varikokel simtomatik (nyeri, keras, dan adanya rasa tidak nyaman pada regio inguinal) diperbaiki melalui tindakan ligasi vena spermatikus eksternal pada area inguinal. Kantong es dapat diletakkan pada skrotum selama beberapa jam pertama setelah pembedahan untuk menghilangkan edema. Pasien kemudian mengenakan penyangga skrotum.

Untuk rasa nyeri yang tiba-tiba pada testis dapat berupa puntiran, dan perlu ditangani segera karena bila puntiran tadi terjadi dalam waktu lebih dari 5-12 jam, kemungkinan testisnya tidak dapat diselamatkan walaupun puntirannya diluruskan. Sedangkan bila terjadi lebih lambat dan disertai demam atau nyeri saat buang air kecil, perlu dicurigai adanya infeksi pada testis, epididimis atau keduanya. Hal ini perlu diobati segera supaya tidak meluas dan fungsi testis/organ sekitarnya dapat dipertahankan. (Kompas Cyber Media. 1999).
Hal-hal yang harus segera diwaspadai adalah bila kamu menemukan salah satu testis membengkak atau terasa lebih berat dari biasanya, dada (buah dada) membesar dan terasa lunak, timbul luka yang tak kunjung sembuh, ada benjolan kecil pada testis.
Apabila Anda merasakan sebuah benjolan, periksakan ke dokter Anda. Mungkin itu hanya infeksi. Kalau itu kanker, dokter mungkin menganjurkan agar testis tersebut dibuang. Kanker testis jarang terjadi pada kedua testis, dan anda hanya memerlukan sebuah saja untuk menjalankan fungsi seksual anda.
Selain pemeriksaan rutin setahun sekali, kita harus segera memeriksakan diri ke dokter bila menemui atau mengalami hal-hal sebagai berikut pada alat kelamin kita:
• Terdapat luka, lecet, atau ruam, atau kutil di daerah testis.
• Terasa gatal terus-menerus.
• Uretra atau saluran kencing mengeluarkan cairan yang tidak biasa.
(Kompas Cyber Media. 2002)

c. Seks sesudah operasi kanker
Anda akan merasa cemas sesudah mengetahui kanker testis, dan anda akan takut kehilangan fungsi seksual pasca orkiektomi (operasi mengangkat satu atau kedua testis). Mengetahui bagaimana efek orkiektomi terhadap fungsi seksual akan membantu menghilangkan ketakutan tersebut.
Apabila satu testis diangkat
Bila hanya satu testis yang diangkat, tidak akan mengakibatkan sterilitas atau impotensi. Kebanyakan ahli bedah hanya mengangkat testis, tetapi tidak mengangkat skrotum (kandung zakar). Jel yang dibuat menjadi prostetis, yang berat dan besarnya seperti testis normal dapat dicangkokan di dalam skrotum. Sesudah bekas luka mengalami kesembuhan, anda dapat mengadakan kegiatan seksual.
Apabila kedua testis yang diangkat
Kanker testis bilateral (kanker kedua testis) jarang dijumpai. Apabila kedua testis diangkat, anda akan menjadi steril. Tetapi ingat, kehilangan fertilitas tidak mempengaruhi sifat kejantanan anda. Dokter akan memberikan hormon sintetis sebagai pengganti atau menambah pembentukan hormon yang telah diangkat, sehingga kadarnya tetap stabil.

d. Tips Diet Untuk Mencegah Penyakit Kanker
Berapa banyak buah dan sayuran, atau pun biji-bijian yang diperlukan sebagai diet untuk pencegahan kanker? Dan seberapa besar ukuran setiap porsinya? American Institute for Cancer Research meluncurkan suatu kampanye pendidikan konsumen untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Beberapa saran kampanye tersebut antara lain:
Pelajarilah tentang porsi makanan yang tepat untuk anda dengan cara meluangkan waktu satu hari untuk menakar jenis-jenis makanan tertentu. Misalnya, tuang cereal ke dalam sebuah mangkuk penakar dan ingat berapa banyak yang diperlukan dalam mangkuk sarapan anda setiap pagi.
Pastikan dua per tiga dari porsi makanan anda terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian dan kacang-kacangan, serta hanya sepertiganya terdiri dari daging atau ikan. Mintalah pelayan restoran untuk membungkus sisa daging/ikan yang anda pesan, sehingga anda bisa membawanya pulang, dan janganlah anda merasa harus mengkonsumsi seluruh makanan yang mahal itu di tempat.
Cari penggantinya. Sebuah burger siap saji boleh dikonsumsi saat makan siang di kantor, jika menu makan malam anda sehat. Atau pilih burger ukuran biasa, bukan ukuran seperempat pon (satu ons), dan anda akan menghemat 160 kalori.
Buah dan sayuran sebagai cemilan. Belilah wortel dan sayur-sayuran lainnya yang sudah dikupas dan dibersihkan, tuang ke dalam wadah untuk ditumis atau bawa ke tempat kerja sebagai makanan ringan. Atau masukanlah potongan-potongan pisang atau buah lainnya ke dalam cereal.

7. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
1) USG skrotum
2) Pemeriksaan darah untuk petanda tumor AFP (alfa fetoprotein), HCG (human chorionic gonadotrophin) dan LDH (lactic dehydrogenase). Hampir 85% kanker non-seminoma menunjukkan peningkatan kadar AFP atau beta HCG. Tes ini digunakan sebagai dasar pengobatan dan mendeterminasi prognosis.
3) Rontgen dada (untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru-paru)
4) CT scan perut (untuk mengetahui penyebaran kanker ke organ perut)
5) Operasi eksisi untuk biopsi jaringan/ tumor dilakukan untuk mengetahui tipe sel-sel tumor, diperlukan dalam pengobatan yang efekif. Pemeriksaan daerah lipat paha untuk mengetahui keterlibatan pembesaran limfonodus.
6) Teknik imunositokimia yang terbaru dapat membantu mengidentifikasi sel-sel yang tampaknya menghasilkan penanda tumor. Penanda tumor adalah substansi yang disintesis oleh sel-sel tumor dan dilepaskan ke dalam sirkulasi dalam jumlah yang abnormal. Kadar penanda tumor dalam darah digunakan untuk mendiagnosis, menggolongkan dan memantau respons terhadap pengobatan.
7) Urografi intervena untuk mendeteksi segala bentuk penyimpangan uretral yang disebabkan oleh massa tumor.
8) Limfangiografi untuk mengkaji keluasan penyebaran tumor ke sistem limfatik.
(Warfeld, Carol.1996)

8. Prognosis
Prognosis bergantung kepada luasnya penyakit pada waktu diagnosis dan kepada tempat primer (gonad dan ekstragonad). Dengan terapi modern 70%-80% dari semua penderita dengan tumor sel benih yang ganas akan hidup tanpa penyakit 5 tahun setelah diagnosis. Untuk penderita dengan penyakit yang terlokalisasi dan prognosis amat baik, percobaan mutakhir difokuskan pada meminimalkan toksisitas. Hasil terapi kurang baik (angka ketahanan hidup 5 tahun adalah 40%-70%) untuk penderita dengan penyakit lanjut, dan penelitian difokuskan pada pengintensifan terapi. Beberapa penderita dengan penyakit berulang dapat mencapai remisi atau sembuh dengan terapi penyelamatan (salvae therapy).
(Nelson, E. Waldo. 2000)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER TESTIS


B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit getah bening dan kanker testis sebelumnya.
Kaji riwayat pekerjaan klien
b. Aktivitas/istirahat
Kelelahan, kelemahan, atau malaise umum
Kehilangan produktifitas dan penurunan toleransi latihan
Kebutuhan tidur dan istirahat lebih banyak
Penurunan kekuatan, jalan lamban, dan tanda lain yang menunjukkan kelelahan.
c. Sirkulasi
Palpitasi, angina pectoris/nyeri dada
Takikardia, disritmia
Sianosis wajah dan leher
Ikterus sklera dan ikterik umum sehubungan dengan kerusakan hati dan obstruksi duktus empedu oleh pembesaran nodus limfe.
Pucat (anemia), diaforesis.
d. Integritas Ego
Stress
Ansietas
Menarik diri
Gelisah
e. Eliminasi
Perubahan karakteristik urin atau feses
Riwayat obstruksi usus
f. Makanan dan cairan
Anoreksia atau kehilangan nafsu makan
Disfagia/tekanan pada esophagus
Adanya penurunan berat badan
g. Nyeri/keamanan
Nyeri tekan/nyeri pada nodus limfa yang terkena
Nyeri segera pada area yang terkena setelah minum alkohol
h. Pernafasan
Dispnea pada kerja atau istirahat; nyeri dada
i. Keamanan
Adanya infeksi
Peningkatan suhu tubuh
Kemerahan
j. Seksualitas
Penurunan libido
Perubahan peran
Kaji tentang persepsi diri

2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efekif berhubungan dengan peningkatan tekanan intra torakal desakan mediatinum.
b. Perubahan pola eliminasi BAK berhubungan dengan inkontinensia urin dan peningkatan tekanan intra renal.
c. Resiko tinggi infeksi saluran kemih berhubungan dengan nyeri saat BAK.
d. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan menelan, mual dan muntah.
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
f. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan pembesaran testis dan perubahan fungsi dan struktur tubuh.
g. Cemas berhubungan dengan akan dilakukannya tindakan pembedahan.

BAB III
KESIMPULAN


1. Kanker Testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum.
2. Ada beberapa faktor yang menunjang terjadinya kanker testis:
Testis undesensus (testis yang tidak turun ke dalam skrotum) walaupun telah dikoreksi dengan operasi.
Bagi pria yang ibunya menggunakan obat dietistibistreol (DES) sewaktu mengalami kehamilan.
Perkembangan testis yang abnormal
Sindroma Klinefelter (suatu kelainan kromosom seksual yang ditandai dengan rendahnya kadar hormon pria, kemandulan, pembesaran payudara (ginekomastia) dan testis yang kecil).
Faktor lainnya yang kemungkinan menjadi penyebab dari kanker testis tetapi masih dalam taraf penelitian adalah pemaparan bahan kimia tertentu dan infeksi oleh HIV, infeksi genetik dan endokrin. Jika di dalam keluarga ada riwayat kanker testis, maka resikonya akan meningkat.
3. Kanker testis diklasifikasikan menjadi:
a. Tumor Sel Germinal (GTC)
1) Seminoma
2) Non-seminoma
b. Sex Cord Tumors
4. Kanker testiskular adalah salah satu tumor padat yang dapat disembuhkan. Tujuan penatalaksanaan adalah untuk menyingkirkan penyakit dan mencapai penyembuhan. Pemilihan pengobatan bergantung pada tipe sel dan keluasan anatomi penyakit.
DAFTAR PUSTAKA



Doenges, Marylinn E. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC.

Nelson, Waldo E. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Volume 3. Jakarta : EGC.

Price, Sylvia A dkk. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC.

Suddarth & Bruner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta : EGC.

www.google.com. Kanker Testis-Kalbefarma Medical Portal. MML. 2004. Pasien Kanker Testis Dapat Memiliki Anak.

www.yahoo.com. Kompas Cyber Media. 2002. Pemeriksaan Diri Kanker Testis.

www.google.com. Kompas Cyber Media. 2005. Ibu Merokok Anaknya Terkena Kanker Testis.

www.google.com. Klinikpria. 1999. Para Pria Jangan Abaikan Diri.

www.yahoo.com. Kompas. Siswono. 2001. Perawatan Organ Reproduksi Cowok.

www.yahoo.com. kanker (organ reproduksi pria)-medicastore. 2004. Kanker Testis.

www.google.com. Semua berita tentang kanker-satumed. 2000. Apel Memperlambat Pertumbuhan Kanker.

www.google.com. Kanker health-waspada. 2004. Kenali Kanker Yang Umum Terjadi Pada Pria.

www.yahoo.com. Weddingku.com. 2007. Menjaga Kesehatan Alat Kelamin Pria.

www.google.com. Testis-wikipedia Indonesia.. 2007. Testis.

1 komentar:

  1. terimakasih informasinya, lengkap dan membantu sekali

    http://acemaxsshop.com/obat-tradisional-kanker-prostat/

    BalasHapus